Kamis, 29 Agustus 2013
Selasa, 27 Agustus 2013
karnaval Simo, Boyolali
karnaval ini diadakan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan NKRI yang ke-68. karnaval ini diadakan di kecamatan Simo, Boyolali
Minggu, 18 Agustus 2013
Merah putih ukuran 130 meter x 90 meter dibentangkan di Sungai Bengawan Solo
Merah putih ukuran 130 meter x 90 meter dibentangkan oleh anggota Brigif
6/2 Kostrad, Palur, Sukoharjo bersama masyarakat, menyelimuti aliran
Sungai Bengawan Solo, Sabtu (17/8/2013). Pembentangan bendera itu dalam
rangka memperingati HUT ke-68 RI.
Lirik lagu kebangsaan Indonesia berjudul Indonesia Raya dikumandangkan oleh tamu undangan di bantaran Sungai Bengawan Solo, sekitar Jembatan Bacem, Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Sabtu (17/8/2012).
Seiring dinyanyikannya lagu Indonesia Raya, sebuah bendera merah putih raksasa ukuran 90 meter x 130 meter dibentangkan. Puluhan warga menarik kain merah putih berbentuk bendera. Acara itu digelar untuk memeriahkan HUT ke-68 RI. Seperti pengibaran bendera merah putih, usai lirik lagu Indonesia Raya rampung, selesai juga penarikan dan terbentanglah bendera merah putih. Merah putih menyelimuti aliran Sungai Bengawan Solo yang mengalir sampai jauh. Kegiatan itu dicatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) pada piagam 6092.
Aksi itu menggugurkan rekor lama yang dicetak Kodam IX Udayana, Bali dengan ukuran 120 meter x 72 meter. Danbrigif 6/2 Kostrad, Kolonel (Inf) Kunto Arif Wibowo menyatakan, bendera tersebut dijahit tangan oleh sembilan anggotanya selama 10 hari. Bentangan bendera itu akan dilakukan selama sepekan.
“Kami (anggota brigif) hanya menyangga namun yang menarik bendera masyarakat. Ada sekitar 500-an warga yang menarik agar bendera terbentang,” ujarnya.
Diceritakan oleh perwira melati tiga, salah satu alasan kenapa Sungai Bengawan Solo dipilih menjadi tempat pembentangan bendera raksasa, karena aliran sungai bisa menjadi jalur transportasi dan munculnya peradaban.
“Kami ingin mengingatkan kembali pentingnya kebersamaan. Dari hal kecil inilah upaya kebersamaan kami bangkitkan. Tidak ada perbedaan profesi, kasta. Semua menarik merah putih karena bangga dan
senang hidup di tanah air Indonesia,” tegasnya.
Selain bentangan bendera raksasa di bantaran sungai juga dipasang bendera merah putih. Sebanyak 25.000-an bendera dipasang dari Wonogiri hingga Sragen. Pantauan solopos.com, ribuan orang melihat kegiatan itu. ada yang nekat memanjat tiang Jembatan Bacem ataupun turun ke sungai dan berteduh di bawah daun pisang. Warga yang berdatangan juga mengabadikan momentum itu dari ponsel, ipad ataupun kamera yang dibawa.
Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya berharap jiwa nasionalisme terpatri dan mengalir sampai jauh. Bupati berharap, kepentingan pribadi dan golongan ditinggalkan untuk membangun rasa nasionalisme.
“Saya ucapkan selamat bagi masyarakat Sukoharjo yang telah mampu mencetak rekor MURI baru, yakni membentangkan bendera ukuran 90 meter x 130 meter. Gagasan dan ide besar TNI dan masyarakat ini perlu diteruskan agar tertanam rasa nasionalisme.”
(Trianto Hery Suryono/JIBI/Espos)
Lirik lagu kebangsaan Indonesia berjudul Indonesia Raya dikumandangkan oleh tamu undangan di bantaran Sungai Bengawan Solo, sekitar Jembatan Bacem, Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Sabtu (17/8/2012).
Seiring dinyanyikannya lagu Indonesia Raya, sebuah bendera merah putih raksasa ukuran 90 meter x 130 meter dibentangkan. Puluhan warga menarik kain merah putih berbentuk bendera. Acara itu digelar untuk memeriahkan HUT ke-68 RI. Seperti pengibaran bendera merah putih, usai lirik lagu Indonesia Raya rampung, selesai juga penarikan dan terbentanglah bendera merah putih. Merah putih menyelimuti aliran Sungai Bengawan Solo yang mengalir sampai jauh. Kegiatan itu dicatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) pada piagam 6092.
Aksi itu menggugurkan rekor lama yang dicetak Kodam IX Udayana, Bali dengan ukuran 120 meter x 72 meter. Danbrigif 6/2 Kostrad, Kolonel (Inf) Kunto Arif Wibowo menyatakan, bendera tersebut dijahit tangan oleh sembilan anggotanya selama 10 hari. Bentangan bendera itu akan dilakukan selama sepekan.
“Kami (anggota brigif) hanya menyangga namun yang menarik bendera masyarakat. Ada sekitar 500-an warga yang menarik agar bendera terbentang,” ujarnya.
Diceritakan oleh perwira melati tiga, salah satu alasan kenapa Sungai Bengawan Solo dipilih menjadi tempat pembentangan bendera raksasa, karena aliran sungai bisa menjadi jalur transportasi dan munculnya peradaban.
“Kami ingin mengingatkan kembali pentingnya kebersamaan. Dari hal kecil inilah upaya kebersamaan kami bangkitkan. Tidak ada perbedaan profesi, kasta. Semua menarik merah putih karena bangga dan
senang hidup di tanah air Indonesia,” tegasnya.
Selain bentangan bendera raksasa di bantaran sungai juga dipasang bendera merah putih. Sebanyak 25.000-an bendera dipasang dari Wonogiri hingga Sragen. Pantauan solopos.com, ribuan orang melihat kegiatan itu. ada yang nekat memanjat tiang Jembatan Bacem ataupun turun ke sungai dan berteduh di bawah daun pisang. Warga yang berdatangan juga mengabadikan momentum itu dari ponsel, ipad ataupun kamera yang dibawa.
Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya berharap jiwa nasionalisme terpatri dan mengalir sampai jauh. Bupati berharap, kepentingan pribadi dan golongan ditinggalkan untuk membangun rasa nasionalisme.
“Saya ucapkan selamat bagi masyarakat Sukoharjo yang telah mampu mencetak rekor MURI baru, yakni membentangkan bendera ukuran 90 meter x 130 meter. Gagasan dan ide besar TNI dan masyarakat ini perlu diteruskan agar tertanam rasa nasionalisme.”
(Trianto Hery Suryono/JIBI/Espos)
Rabu, 14 Agustus 2013
Pantai Nglombar, Gunung Kidul
Ternyata ada pantai tersembunyi diantara pantai Siung dan pantai Jogan.
Akses Tentu saja, jika ingin menuju ke pantai ini anda harus menuju
ke-arah pantai Siung terlebih dahulu. Setelah melewati Tempat Pemungutan
Retribusi (TPR) Pantai Siung kemudian berjalan lurus mengikuti jalanan
aspal di pantai Siung. Kemudian anda akan menemukan tikungan ke kiri
menuju Pantai Siung. Di tikungan tersebut ada jalan tanah berkapur yang
belum dihaluskan. Jalan itulah yang harus anda ikuti jika anda akan
menuju ke pantai Nglambor. Jalan menuju pantai Nglambor masih berupa
tanah berbatu dan berkapur. Hati-hati dalam mengendarai motor anda,
karena jalanan tersebut bisa terasa sangat licin, apalagi di turunan
terakhir menuju pantai. Anda harus ekstra hati-hati. (www.gunungkidultourism.com)
Dari Yogyakarta – Jalan Wonosari – Bukit Patuk – Rest Area Bunder – Bundaran Siyono – Kota Wonosari – Arah Pantai Siung – Setelah Gapura Masuk Pantai Siung – Sebelum Masuk Kawasan Pantai Siung ada jalan kecil semen ke kanan setelah pantai Jogan (Plang Pantai Nglambor) – Lurus Sampai Ujung – Tiba di Pantai Nglambor (teamtouring.net)
Selain memiliki panorama yang indah, Pantai Nglambor juga terbilang masih perawan sehingga sangat cocok untuk bersantai sekaligus menghilangkan stres. (Wheny Marissa)
Minggu, 11 Agustus 2013
Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo berada di lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Candi Gedongsongo, Dusun Darum, Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang dan kompleks candi ini dibangun pada abad ke-9 Masehi. Gedong Songo berasal dari bahasa Jawa, “Gedong” berarti rumah atau bangunan, “Songo” berarti sembilan. Jadi Arti kata Gedongsongo adalah sembilan (kelompok) bangunan. (seputarsemarang.com)
Candi Gedong Songo ini banyak kemiripan dengan candi yang ada di Dieng yang berada di Kabupaten Banjarnegara (petualangan selanjutnya). Komplek candi ini di buat berderet dari bawah ke atas perbukitan mengintari kawah sumber air panas.
Dimana komplek candi di Dieng juga banyak kawah air panas yang berada
tak jauh dari pusat candi. Pembuatan candi yang simetris dan berada atas
bukit menunjukan perpaduan dari dua religi yaitu lokal yang menganut
kepercayaan terhadap nenek moyang dan budaya hindu dimana candi sebagai
tempat tinggal para dewa. Candi yang dibuat kuncup ke atas mirip dengan
budaya jaman batu yaitu punden berundak-undak. Prinsipnya bawah semakin
ke puncak, maka roh nenek moyang semakin dekat dengan manusia. Nah,
kedua budaya ini menyatu di Candi Gedong Songo dengan mendefinisikan
sebagai tempat persembahan untuk roh nenek moyang dimana tempat untuk
melakukan prosesi tersebut berada di komplek candi yang berada di atas perbukitan. (coretanpetualang.wordpress.com)
Untuk menempuhnya, diperlukan perjalanan sekitar 40 menit dari Kota Ambarawa dengan jalanan yang naik, dan kemiringannya sangat tajam (rata-rata mencapai 40 derajat). Lokasi candi juga dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari obyek wisata Bandungan. Berikut daftar jarak tempuh menuju candi ini.
- Gedong Songo - Ungaran : 25 km
- Gedong Songo - Ambarawa : 15 km
- Gedong Songo - Semarang : 45 km
Kamis, 25 Juli 2013
Langganan:
Postingan (Atom)