Jumat, 01 November 2013
Selasa, 08 Oktober 2013
Masjid Besar Pakualaman, DIY
Sebagai
wilayah kadipaten, Pura Pakualaman Yogyakarta juga memiliki masjid
tempat ibadah sebagaimana Kraton Yogyakarta. Masjid ini bernama Masjid
Besar Pakualaman berlokasi di Kauman, Kecamatan Pakualaman, tepatnya di
sebelah barat daya Pura Pakualaman Yogyakarta.
Masjid Besar Pakualaman dibangun oleh Pakualam II yang berkuasa antara tahun 1829 hingga 1858. ada yang unik dari masjid ini. Selain memiliki mikhrab dan mimbar, Masjid Besar Pakualaman juga memiliki maksura, sebuah tempat khusus di ruang utama masjid. Menurut Sekretaris Takmir Masjid, Muhammad Barid Martono, tempat khusus ini diperuntukkan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya jika hendak mengikuti sholat berjamaah di masjid. Walau terkesan special namun tempat khusus tidak dimaksudkan untuk membedakan kasta tetapi lebih ditujukan untuk keamanan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya. Hingga kini, maksura tersebut masih ada, tetapi siapa pun bisa sholat di tempat khusus tersebut.
Sebagai masjid milik kerajaan, dahulu di depan dan samping masjid terdapat kolam untuk sarana pembersihan diri sebelum memasuki masjid. Namun saat ini kolam tersebut telah diratakan untuk bangunan tambahan sehingga masjid menjadi lebih luas.
Sementara itu, sebelah utara bangunan masjid terdapat rumah dinas penghulu masjid atau ketua takmir yang hingga saat ini masih dihuni.(Rum) ---Editor: Asti
- See more at: http://www.jogjatv.tv/berita/23/07/2013/masjid-besar-pakualaman-yogyakarta#sthash.kGRrezhZ.dpuf
Masjid Besar Pakualaman dibangun oleh Pakualam II yang berkuasa antara tahun 1829 hingga 1858. ada yang unik dari masjid ini. Selain memiliki mikhrab dan mimbar, Masjid Besar Pakualaman juga memiliki maksura, sebuah tempat khusus di ruang utama masjid. Menurut Sekretaris Takmir Masjid, Muhammad Barid Martono, tempat khusus ini diperuntukkan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya jika hendak mengikuti sholat berjamaah di masjid. Walau terkesan special namun tempat khusus tidak dimaksudkan untuk membedakan kasta tetapi lebih ditujukan untuk keamanan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya. Hingga kini, maksura tersebut masih ada, tetapi siapa pun bisa sholat di tempat khusus tersebut.
Sebagai masjid milik kerajaan, dahulu di depan dan samping masjid terdapat kolam untuk sarana pembersihan diri sebelum memasuki masjid. Namun saat ini kolam tersebut telah diratakan untuk bangunan tambahan sehingga masjid menjadi lebih luas.
Sementara itu, sebelah utara bangunan masjid terdapat rumah dinas penghulu masjid atau ketua takmir yang hingga saat ini masih dihuni.(Rum) ---Editor: Asti
- See more at: http://www.jogjatv.tv/berita/23/07/2013/masjid-besar-pakualaman-yogyakarta#sthash.kGRrezhZ.dpuf
Sebagai
wilayah kadipaten, Pura Pakualaman Yogyakarta juga memiliki masjid
tempat ibadah sebagaimana Kraton Yogyakarta. Masjid ini bernama Masjid
Besar Pakualaman berlokasi di Kauman, Kecamatan Pakualaman, tepatnya di
sebelah barat daya Pura Pakualaman Yogyakarta.
Masjid Besar Pakualaman dibangun oleh Pakualam II yang berkuasa antara tahun 1829 hingga 1858. ada yang unik dari masjid ini. Selain memiliki mikhrab dan mimbar, Masjid Besar Pakualaman juga memiliki maksura, sebuah tempat khusus di ruang utama masjid. Menurut Sekretaris Takmir Masjid, Muhammad Barid Martono, tempat khusus ini diperuntukkan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya jika hendak mengikuti sholat berjamaah di masjid. Walau terkesan special namun tempat khusus tidak dimaksudkan untuk membedakan kasta tetapi lebih ditujukan untuk keamanan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya. Hingga kini, maksura tersebut masih ada, tetapi siapa pun bisa sholat di tempat khusus tersebut.
Sebagai masjid milik kerajaan, dahulu di depan dan samping masjid terdapat kolam untuk sarana pembersihan diri sebelum memasuki masjid. Namun saat ini kolam tersebut telah diratakan untuk bangunan tambahan sehingga masjid menjadi lebih luas.
Sementara itu, sebelah utara bangunan masjid terdapat rumah dinas penghulu masjid atau ketua takmir yang hingga saat ini masih dihuni.(Rum) ---Editor: Asti
- See more at: http://www.jogjatv.tv/berita/23/07/2013/masjid-besar-pakualaman-yogyakarta#sthash.kGRrezhZ.dpuf
Masjid Besar Pakualaman dibangun oleh Pakualam II yang berkuasa antara tahun 1829 hingga 1858. ada yang unik dari masjid ini. Selain memiliki mikhrab dan mimbar, Masjid Besar Pakualaman juga memiliki maksura, sebuah tempat khusus di ruang utama masjid. Menurut Sekretaris Takmir Masjid, Muhammad Barid Martono, tempat khusus ini diperuntukkan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya jika hendak mengikuti sholat berjamaah di masjid. Walau terkesan special namun tempat khusus tidak dimaksudkan untuk membedakan kasta tetapi lebih ditujukan untuk keamanan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya. Hingga kini, maksura tersebut masih ada, tetapi siapa pun bisa sholat di tempat khusus tersebut.
Sebagai masjid milik kerajaan, dahulu di depan dan samping masjid terdapat kolam untuk sarana pembersihan diri sebelum memasuki masjid. Namun saat ini kolam tersebut telah diratakan untuk bangunan tambahan sehingga masjid menjadi lebih luas.
Sementara itu, sebelah utara bangunan masjid terdapat rumah dinas penghulu masjid atau ketua takmir yang hingga saat ini masih dihuni.(Rum) ---Editor: Asti
- See more at: http://www.jogjatv.tv/berita/23/07/2013/masjid-besar-pakualaman-yogyakarta#sthash.kGRrezhZ.dpuf
Sebagai
wilayah kadipaten, Pura Pakualaman Yogyakarta juga memiliki masjid
tempat ibadah sebagaimana Kraton Yogyakarta. Masjid ini bernama Masjid
Besar Pakualaman berlokasi di Kauman, Kecamatan Pakualaman, tepatnya di
sebelah barat daya Pura Pakualaman Yogyakarta.
Masjid Besar Pakualaman dibangun oleh Pakualam II yang berkuasa antara tahun 1829 hingga 1858. ada yang unik dari masjid ini. Selain memiliki mikhrab dan mimbar, Masjid Besar Pakualaman juga memiliki maksura, sebuah tempat khusus di ruang utama masjid. Menurut Sekretaris Takmir Masjid, Muhammad Barid Martono, tempat khusus ini diperuntukkan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya jika hendak mengikuti sholat berjamaah di masjid. Walau terkesan special namun tempat khusus tidak dimaksudkan untuk membedakan kasta tetapi lebih ditujukan untuk keamanan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya. Hingga kini, maksura tersebut masih ada, tetapi siapa pun bisa sholat di tempat khusus tersebut.
Sebagai masjid milik kerajaan, dahulu di depan dan samping masjid terdapat kolam untuk sarana pembersihan diri sebelum memasuki masjid. Namun saat ini kolam tersebut telah diratakan untuk bangunan tambahan sehingga masjid menjadi lebih luas.
Sementara itu, sebelah utara bangunan masjid terdapat rumah dinas penghulu masjid atau ketua takmir yang hingga saat ini masih dihuni.(Rum) ---Editor: Asti
- See more at: http://www.jogjatv.tv/berita/23/07/2013/masjid-besar-pakualaman-yogyakarta#sthash.kGRrezhZ.dpufdddd
Masjid Besar Pakualaman dibangun oleh Pakualam II yang berkuasa antara tahun 1829 hingga 1858. ada yang unik dari masjid ini. Selain memiliki mikhrab dan mimbar, Masjid Besar Pakualaman juga memiliki maksura, sebuah tempat khusus di ruang utama masjid. Menurut Sekretaris Takmir Masjid, Muhammad Barid Martono, tempat khusus ini diperuntukkan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya jika hendak mengikuti sholat berjamaah di masjid. Walau terkesan special namun tempat khusus tidak dimaksudkan untuk membedakan kasta tetapi lebih ditujukan untuk keamanan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya. Hingga kini, maksura tersebut masih ada, tetapi siapa pun bisa sholat di tempat khusus tersebut.
Sebagai masjid milik kerajaan, dahulu di depan dan samping masjid terdapat kolam untuk sarana pembersihan diri sebelum memasuki masjid. Namun saat ini kolam tersebut telah diratakan untuk bangunan tambahan sehingga masjid menjadi lebih luas.
Sementara itu, sebelah utara bangunan masjid terdapat rumah dinas penghulu masjid atau ketua takmir yang hingga saat ini masih dihuni.(Rum) ---Editor: Asti
- See more at: http://www.jogjatv.tv/berita/23/07/2013/masjid-besar-pakualaman-yogyakarta#sthash.kGRrezhZ.dpufdddd
Masjid yang menjadi bangunan cagar
budaya Yogyakarta ini dibangun oleh Paku Alam II sekitar akhir abad XIX.
Masjid ini terletak di luar kompleks Puro, tepatnya di sudut barat laut
alun-alun Sewandanan.
Pada prasasti di sebelah utara tertoreh sengkalan: Pandhita Obah Sabda Tunggal yang menunjukkan tahun Jawa 1767 (1839 Masehi). Namun, pada prasasti di sebelah selatan tertoreh sengkalan: Gunaning Pujangga Sapta Tunggal yang
menunjukkan tahun Jawa 1783 (1855 Masehi). Sampai sekarang masih
diperdebatkan, tahun mana yang merupakan tahun pendirian Masjid
tersebut.(http://swaragamajogja.com/ )
S
ebagai wilayah kadipaten, Pura Pakualaman Yogyakarta juga memiliki masjid tempat ibadah sebagaimana Kraton Yogyakarta. Masjid ini bernama Masjid Besar Pakualaman berlokasi di Kauman, Kecamatan Pakualaman, tepatnya di sebelah barat daya Pura Pakualaman Yogyakarta.
Masjid Besar Pakualaman dibangun oleh Pakualam II yang berkuasa antara tahun 1829 hingga 1858. ada yang unik dari masjid ini. Selain memiliki mikhrab dan mimbar, Masjid Besar Pakualaman juga memiliki maksura, sebuah tempat khusus di ruang utama masjid. Menurut Sekretaris Takmir Masjid, Muhammad Barid Martono, tempat khusus ini diperuntukkan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya jika hendak mengikuti sholat berjamaah di masjid. Walau terkesan special namun tempat khusus tidak dimaksudkan untuk membedakan kasta tetapi lebih ditujukan untuk keamanan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya. Hingga kini, maksura tersebut masih ada, tetapi siapa pun bisa sholat di tempat khusus tersebut.
Sebagai masjid milik kerajaan, dahulu di depan dan samping masjid terdapat kolam untuk sarana pembersihan diri sebelum memasuki masjid. Namun saat ini kolam tersebut telah diratakan untuk bangunan tambahan sehingga masjid menjadi lebih luas.
Sementara itu, sebelah utara bangunan masjid terdapat rumah dinas penghulu masjid atau ketua takmir yang hingga saat ini masih dihuni.(Rum) ---Editor: Asti
- See more at: http://www.jogjatv.tv/berita/23/07/2013/masjid-besar-pakualaman-yogyakarta#sthash.kGRrezhZ.dpuf
ebagai wilayah kadipaten, Pura Pakualaman Yogyakarta juga memiliki masjid tempat ibadah sebagaimana Kraton Yogyakarta. Masjid ini bernama Masjid Besar Pakualaman berlokasi di Kauman, Kecamatan Pakualaman, tepatnya di sebelah barat daya Pura Pakualaman Yogyakarta.
Masjid Besar Pakualaman dibangun oleh Pakualam II yang berkuasa antara tahun 1829 hingga 1858. ada yang unik dari masjid ini. Selain memiliki mikhrab dan mimbar, Masjid Besar Pakualaman juga memiliki maksura, sebuah tempat khusus di ruang utama masjid. Menurut Sekretaris Takmir Masjid, Muhammad Barid Martono, tempat khusus ini diperuntukkan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya jika hendak mengikuti sholat berjamaah di masjid. Walau terkesan special namun tempat khusus tidak dimaksudkan untuk membedakan kasta tetapi lebih ditujukan untuk keamanan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya. Hingga kini, maksura tersebut masih ada, tetapi siapa pun bisa sholat di tempat khusus tersebut.
Sebagai masjid milik kerajaan, dahulu di depan dan samping masjid terdapat kolam untuk sarana pembersihan diri sebelum memasuki masjid. Namun saat ini kolam tersebut telah diratakan untuk bangunan tambahan sehingga masjid menjadi lebih luas.
Sementara itu, sebelah utara bangunan masjid terdapat rumah dinas penghulu masjid atau ketua takmir yang hingga saat ini masih dihuni.(Rum) ---Editor: Asti
- See more at: http://www.jogjatv.tv/berita/23/07/2013/masjid-besar-pakualaman-yogyakarta#sthash.kGRrezhZ.dpuf
asjid
ini. Selain memiliki mikhrab dan mimbar, Masjid Besar Pakualaman juga
memiliki maksura, sebuah tempat khusus di ruang utama masjid. Menurut
Sekretaris Takmir Masjid, Muhammad Barid Martono, tempat khusus ini
diperuntukkan bagi Sri Paduka Pakualam dan kerabatnya jika hendak
mengikuti sholat berjamaah di masjid. Walau terkesan special namun
tempat khusus tidak dimaksudkan untuk membedakan kasta tetap - See more
at:
http://www.jogjatv.tv/berita/23/07/2013/masjid-besar-pakualaman-yogyakarta#sthash.kGRrezhZ.dpuf
Masjid
Besar Pakualaman dibangun oleh Pakualam II yang berkuasa antara tahun
1829 hingga 1858. ada yang unik dari masjid ini. Selain memiliki mikhrab
dan mimbar, Masjid Besar Pakualaman juga memiliki maksura, sebuah
tempat khusus di ruang utama masjid. Menurut Sekretaris Takmir Masjid,
Muhammad Barid Martono, tempat khusus ini diperuntukkan bagi Sri Paduka
Pakualam dan kerabatnya jika hendak mengikuti sholat berjamaah di
masjid. Walau terkesan special namun tempat khusus tidak dimaksudkan
untuk membedakan kasta tetapi lebih ditujukan untuk keamanan bagi Sri
Paduka Pakualam dan kerabatnya. Hingga kini, maksura tersebut masih ada,
tetapi siapa pun bisa sholat di tempat khusus tersebut.
Sebagai masjid milik kerajaan, dahulu di depan dan samping masjid terdapat kolam untuk sarana pembersihan diri sebelum memasuki masjid. Namun saat ini kolam tersebut telah diratakan untuk bangunan tambahan sehingga masjid menjadi lebih luas.
Sementara itu, sebelah utara bangunan masjid terdapat rumah dinas penghulu masjid atau ketua takmir yang hingga saat ini masih dihuni.(Rum) ---Editor: Asti
- See more at: http://www.jogjatv.tv/berita/23/07/2013/masjid-besar-pakualaman-yogyakarta#sthash.kGRrezhZ.dpuf
Sebagai masjid milik kerajaan, dahulu di depan dan samping masjid terdapat kolam untuk sarana pembersihan diri sebelum memasuki masjid. Namun saat ini kolam tersebut telah diratakan untuk bangunan tambahan sehingga masjid menjadi lebih luas.
Sementara itu, sebelah utara bangunan masjid terdapat rumah dinas penghulu masjid atau ketua takmir yang hingga saat ini masih dihuni.(Rum) ---Editor: Asti
- See more at: http://www.jogjatv.tv/berita/23/07/2013/masjid-besar-pakualaman-yogyakarta#sthash.kGRrezhZ.dpuf
Sabtu, 28 September 2013
pantai Drini, Gunung Kidul, Jogjakarta
Pantai Drini terletak di Kabupaten
Gunung Kidul Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari. Keistimewaan pantai
ini adalah terdapat pulau karang yang tumbuh pohon Drini dan konon
kayunya dapat dipakai sebagai penangkal ular berbisa. Di atas karang ini
dibangun mercusuar di mana jika kita memandang dari menaranya dapat
melihat pemandangan dari atas. Di pantai ini anda juga dapat melihat
dengan jelas rumput-rumput laut di antara karang-karang laut dan biota
laut lainnya. Memang Drini tidak sepopuler Baron atau Kukup. Tidak juga
memiliki nama besar seperti Parangtritis. Namun keindahan pantai ini tak
kalah dari keempat pantai yang sudah lebih dulu menjadi tujuan wisata
tersebut.
Dikisahkan Bengawan Solo dulunya
bermuara di laut selatan. Tepatnya di Pantai Sadeng dan Drini yang
sekarang ini terletak di Kabupaten Gunung Kidul, karena terjadinya
peristiwa geologi dengan terdesaknya lempeng Australia yang
mengakibatkan wilayah pantai selatan jawa menjadi terangkat. Sisa-sisa
karang terangkat menjadi bukit kapur yang mengakibatkan aliran Sungai
Bengawan Solo beralih ke arah utara mengalir nun jauh sampai Gresik.
Situs aliran purba Bengawan Solo masih bisa dilihat di kawasan Pantai
Drini (http://kotajogja.com)
Dibandingkan dengan pantai-pantai lainnya, Pantai Drini boleh dibilang masih perawan. Memang, pantai ini belum banyak tersentuh oleh tangan manusia, dan pemandangan disana masih alami. Di Pantai Drini terdapat hamparan pasir yang luas, dan cukup bersih karena belum tercemar oleh sampah ataupun aktivitas manusia. Bagian pantai di Pantai Drini sangat landai, dan airnya pun jernih. Jadi, kita bisa dengan jelas melihat karang dan rumput laut, serta beraneka ragam hewan laut kecil yang berkeliaran. Ini sangat menarik, khususnya bagi anak-anak kecil. (http://www.joglowisata.com)
Pantai ini memiliki pesonanya sendiri. Selain diapit dua pulau karang, hewan-hewan dan tumbuhan laut juga tampak jelas di bawah permukaan air. Saat itu banyak anak kecil yang mandi sambil menangkap ikan warna-warni yang berenang-renang. Meskipun ombak disana tak seganas Pantai Parangtritis, ada baiknya para orang tua tetap waspada ketika mengajak anak-anaknya. walapun pantainya tenang dan aman, kita juga wajib berhati2 dengan hewan yang berbentu jell berwarna biru ini. karena kalau tita tidak berhati2 kita bisa tersengat oleh ubur2 bru ini
Langganan:
Postingan (Atom)