-
Candi Kalasan terletak di Desa Kalibening, Tirtamani, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya sekitar 16 km ke arah timur dari kota Yogyakarta. Dalam Prasasti Kalasan dikatakan bahwa candi ini disebut juga Candi Kalibening, sesuai dengan nama desa tempat candi tersebut berada. Tidak jauh dari Candi Kalasan terdapat sebuah candi yang bernama Candi Sari. Kedua candi tersebut memiliki kemiripan dalam keindahan bangunan serta kehalusan pahatannya
-
Bangunan candi diperkirakan berada pada ketinggian sekitar duapuluh meter diatas permukaan tanah, sehingga tinggi keseluruhan bangunan candi mencapai 34 m. Pintu masuk ke ruang utama di tengah candi terletak dalam bilik tertutup yang menjorok ke depan.
-
Candi Kalasan menghadap ke timur, namun pintu masuk ke kompleks candi saat ini terletak di sisi barat. Sisi timur berbatasan dengan jalan kecil dan tanah penduduk setempat, sehingga pintu gerbangnya tidak di buka. Di halaman candi terdapat onggokan batu dan potongan arca yang belum berhasil dikembalikan ke bentuk dan tempatnya semula.
-
Vajralepa (Bajralepa) merupakan bahan pelapis bangunan yang konon dibuat dari campuran putih telur dan getah beberapa tanaman tertentu. Bahan ini digunakan untuk memperindah dinding dengan warna putih kekuninga sekaligus untuk melindungi dinding dari kerusakan. Digunakannya Vajralepa dalam pembuatan Candi Kalasan dan Candi Sari menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat di bidang arsitektur bangunan pada masa itu sudah sangat tinggi.
-
Di halaman candi masih tergeletak penggalan kepala arca raksasa yang belum dikembalikan ke tempat asalnya.
-
Sampai saat ini Candi Kalasan masih digunakan sebagai tempat pemujaan bagi penganut ajaran Syiwa, terutama para pemuja Dewi Tara. Dalam gambar tampak sesaji untuk Dewi Tara yang dipersembahkan oleh pemujanya yang menginginkan kenaikan status sosial.
-
Tepat di depan kaki tangga dipasang lempengan batu yang tipis dan halus dengan bentuk berlekuk-lekuk
-
Dinding di sekeliling kaki candi dihiasi dengan pahatan bermotif daun kalpataru yang keluar dari sebuah pot bunga (kumuda).
-
Di pangkal tangga terdapat sepasang patung kepala naga yang menganga dengan seekor singa di dalam mulutnya. Hiasan semacam ini umum didapati di candi-candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
-
Candi Kalasan berdiri diatas alas berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 45×45 m yang membentuk selasar di sekeliling candi. Di sekeliling kaki candi terdapat emperan yang terbuat dari batu. Kaki Candi Kalasan hanya setinggi sekitar 1 m.
-
Candi Kalasan memiliki 4 buah pintu yang terletak di keempat sisi, namun hanya pintu di sisi timur dan barat yang mempunyai tangga untuk mencapai pintu dan hanya pintu di sisi timur yang merupakan pintu masuk ke ruang utama di tengah candi. Dilihat dari letak pintu utamanya tersebut dapat dikatakan bahwa Candi Kalasan menghadap ke timur. Diatas semua pintu dan cekungan selalu dihiasi dengan pahatan Kalamakara yang sangat rumit dan indah.
-
Tepat di atas ambang pintu, di bawah pahatan Kalamakara, terdapat hiasan kecil berupa wanita bersila memegang benda di kedua belah tangannya. Relung-relung di sisi kiri dan kanan atas pintu candi dihiasi dengan sosok dewa dalam posisi berdiri memegang bunga teratai.
-
Di sepanjang tepi atas dinding tubuh candi, berbatasan dengan atap, terdapat hiasan sederetan orang kerdil dalam berbagai bentuk dan gaya.
-
Relung-relung di tingkat pertama atap candi yang berisi arca Budha Manusi Budha. Relung di tingkat ke dua berisi arca Dhayani Budha.
-
Puncak candi sesungguhnya berbentuk stupa, tetapi sampai saat ini belum berhasil direkonstruksi kembali karena banyak batu asli yang tidak di temukan. Bila dilihat dari dalam, puncak atap terlihat seperti rongga dari susunan lingkaran dari batu yang semakin ke atas semakin menyempit.
(http://wisatacandi.wordpress.com)
Sabtu, 07 Desember 2013
candi kalasan, sleman, DIY
Jumat, 06 Desember 2013
Candi Sari, Sleman, DIY
CANDI
SARI berarti candi yang indah, terletak di Desa Bendan, Kelurahan Tirtamartani,
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman DIY.Candi Sari ditemukan dalam keadaan
rusak berat, kemudian pada tahun 1929 dipugar oleh Dinas Purbakala, selama
setahun.Tahun pendirian candi ini belum dapat diketahui dengan jelas, hanya
diperkirakan tahun berdirinya sama dengan pendirian candi Kalasan, yakni abad
VIII M, dan candi ini merupakan bangunan Budhaistis. (http://candidiy.tripod.com)
Candi Sari adalah candi Buddha yang berada tidak jauh dari Candi Sambi Sari, Candi Kalasan dan Candi Prambanan, yaitu di bagian sebelah timur laut dari kota Yogyakarta, dan tidak begitu jauh dari Bandara Adisucipto. Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-8 dan ke-9 pada saat zaman Kerajaan Mataram Kuno dengan bentuk yang sangat indah. Pada bagian atas candi ini terdapat 9 buah stupa seperti yang nampak pada stupa di Candi Borobudur, dan tersusun dalam 3 deretan sejajar.
Bentuk bangunan candi serta ukiran relief yang ada pada dinding candi sangat mirip dengan relief di Candi Plaosan. Beberapa ruangan bertingkat dua berada persis di bawah masing-masing stupa, dan diperkirakan dipakai untuk tempat meditasi bagi para pendeta Buddha (bhiksu) pada zaman dahulunya. Candi Sari pada masa lampau merupakan suatu Vihara Buddha, dan dipakai sebagai tempat belajar dan berguru bagi para bhiksu. ( http://id.wikipedia.org )
Berdasarkan penjelasan dari Kempers, Candi Sari merupakan bangunaan bertingkat dua atau tiga, dan diperkirakan setiap lantai tersebut memiliki fungsi yang berlainan. Lantai bawah difungsikan untuk kegiatan sehari-hari seperti belajar-mengajar, diskusi dan bersosialisasi dengan penduduk sekitar, lantai atas difungsikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang untuk kegiatan ritual agama. Perancangan Candi Sari ini memang sengaja dibuat bertingkat dengan adanya dinding yang menonjol melintang mengelilingi bagiah tengah tubuh candi. Bagian luar bangunan Candi Sari terdapat cekungan atau relung-relung yang menempel di candi tersebut. Diperkirakan, relung-relung tersebut tadinya dihiasi dengan arca-arca Buddha. Dinding luar tubuh dipenuhi pahatan arca dan hiasan lain yang sangat indah. Ambang pintu dan jendela masing-masing diapit oleh sepasang arca lelaki dan wanita dalam posisi berdiri memegang teratai. Setiap permukaan pada dinding Candi Sari terdapat pahatan arca yang memiliki ukuran yang sama dengan tubuh manusia pada umumnya. Jumlah keseluruhan pahatan arca adalah 36 buah, sisi bagian barat terdapat 12 buah, sisi bagian timur atau depan terdapat 8 buah, sedangkan sisi selatan dan utara berjumlah sama yaitu 8 buah pahatan arca. Selain itu , corak pahatan Kinara Kinari (manusia burung), Suluran dan Kumuda (daun dan bunga yang menjulur keluar dari sebuah jambangan bulat) dan Kalamakara menjadi pahatan jenis lain yang mengisi dinding Candi Sari selain pahatan arca. (http://kotajogja.com)
Langganan:
Postingan (Atom)