Rabu, 24 Desember 2014

Candi Sukuh, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah

Lokasi candi Sukuh terletak di lereng kaki Gunung Lawu pada ketinggian kurang lebih 1.186 meter di atas permukaan laut pada koordinat 07o37, 38’ 85’’ Lintang Selatan dan 111o07,. 52’65’’ Bujur Barat. Candi ini terletak di Dukuh Berjo, Desa Sukuh, kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini berjarak kurang lebih 20 kilometer dari kota Karanganyar dan 36 kilometer dari Surakarta.
 
 Candi Sukuh berlatar belakang agama Hindu dan diperkirakan dibangun didirikan pada akhir abad ke-15 M. Berbeda dengan umumnya candi Hindu di Jawa Tengah, arsitektur Candi Sukuh dinilai menyimpang dari ketentuan dalam kitab pedoman pembuatan bangunan suci Hindu, Wastu Widya. Menurut ketentuan, sebuah candi harus berdenah dasar bujur sangkar dengan tempat yang paling suci terletak di tengah. Adanya penyimpangan tersebut diduga karena Candi Sukuh dibangun pada masa memudarnya pengaruh Hinduisme di Jawa. Memudarnya pengaruh Hinduisme di Jawa rupanya menghidupkan kembali unsur-unsur budaya setempat dari zaman Megalitikum. Pengaruh zaman prasejarah terlihat dari bentuk bangunan Candi Sukuh yang merupakan teras berundak. Bentuk semacam itu mirip dengan bangunan punden berundak yang merupakan ciri khas bangunan suci pada masa pra-Hindu. Ciri khas lain bangunan suci dari masa pra-Hindu adalah tempat yang paling suci terletak di bagian paling tinggi dan paling belakang.
 Uniknya lagi, secara fisik dan visual, arsitektur Candi Sukuh lebih mirip bangunan suku Maya di Amerika Selatan. Bentuknya piramid terpotong, seperti trapesium, yang memiliki tiga teras bertingkat dan ada anak tangga di bagian tengah-depan candi tersebut. Yang lebih menarik dari penelitian pada Candi Sukuh adalah bila diamati dan diteliti, pahatan pada candi ini sudah membentuk pahatan tiga dimensi. Ini menunjukkan bahwa peradaban zaman sudah lebih dulu mengenal bentuk tiga dimensi.




 Saat wisatawan menaiki anak tangga dalam lorong gapura, akan disuguhi relief yang sangat vulgar terpahat di lantai. Relief ini menggambarkan phallus yang berhadapan dengan vagina. Inilah yang kemudian menjadi trademark dari popularitas Candi Sukuh.


Konon dulu, seorang suami yang ingin menguji kesetiaan istrinya, dia akan meminta sang istri melangkahi relief ini. Jika kain kebaya yang dikenakannya robek, maka dia tipe isteri setia. Tapi sebaliknya, jika kainnya hanya terlepas, sang isteri diyakini telah berselingkuh. Namun berbeda dengan sumber yang lain yang admin anehdidunia.com temukan, di sumber lain mengatakan bahwa jika sang gadis yang tidak perawan atau melakukan perselingkuhan melaukan tes ini, maka kain yang digunakan akan robek dan meneteskan darah.
 Dan apabila seorang lelaki mengetes keperjakaannya, maka dia harus melangkahinya juga dan jika laki laki tersebut terkencing kencing, maka menjadi bukti bahwa lelaki tersebut sudah tidak perjaka atau pernah melakukan perselingkuhan. Dalam perkembangannya sekarang, cukup banyak anak-anak usia ABG yang datang ke sini berhasrat mengikuti tradisi dan kepercayaan para leluhur tadi. Tapi, karena malu, kurang percaya diri, serta takut kalau-kalau benar terjadi pada diri mereka, maka niat coba-coba itu sering tidak dilaksanakan.
 Memasuki kompleks candi, kita akan bertemu dengan trap pertama yang pintu masuknya melalui sebuah gapura. Pada sisi gapura sebelah utara terdapat relief `manusia ditelan raksasa` yakni sebuah `sengkalan rumit` (candrasengkala) yang bisa dibaca `Gapura (9) buta (5) mangan (3) wong (1)` atau gapura raksasa memakan manusia, yang merujuk sebuah tahun yakni 1359 Saka, atau tahun 1437 Masehi, tahun dimana pembangunan gapura pertama selesai. Di sisi selatan gapura juga terdapat relief raksasa yang berlari sambil menggigit ekor ular. Menurut candrasengkalanya berbunyi `Gapura buta anahut buntut` (gapura raksasa menggigit ekor ular), yang merujuk pula tahun 1359 Saka atau 1437 Masehi.





Relief pertama menggambarkan Dewi Kunti palsu yang merupakan penyamaran Bathari Durga yang mendatangi Sadewa dan meminta satria itu 'meruwat' (menghilangkan kutukan) dirinya. Relief kedua menggambarkan ketika Bima, kakak Sadewa, berperang dengan seorang raksasa. Tangan kiri Bima mengangkat tubuh raksasa, sedangkan tangan kanannya menancapkan kuku Pancanaka (senjata pusaka Bima) ke perut lawannya. Relief ketiga menggambarkan Sadewa, yang menolak untuk 'meruwat' Bathari Durga, diikatkan ke sebuah pohon. Di hadapannya berdiri Bathari Durga yang mengancamnya dengan menggunakan sebilah pedang. Relief keempat menggambarkan pernikahan Sadewa dengan Dewi Pradhapa yang dianugerahkan kepadanya karena berhasil 'meruwat' Bathari Durga. Relief kelima menggambarkan Sadewa beserta pengiringnya menghadap Dewi Uma yang telah berhasil diruwat.

 Di depan bangunan utama terdapat tiga arca bulus kura-kura berukuran besar. Kura-kura yang melambangkan dunia bawah, yakni dasar gunung Mahameru, juga terdapat di Candi Cetha.
Bangunan utama berbentuk trapesium berdenah dasar 15 m2 dan tinggi mencapai 6 m. Di pertengahan sisi barat bangunan terdapat tangga yang sempit dan curam menuju ke atas atap. Diduga bangunan yang ada saat ini adalah batur atau kaki candi, sedangkan bangunan candinya sendiri kemungkinan terbuat dari kayu. Dugaan tersebut didasarkan pada adanya beberapa umpak (kaki tiang bangunan) batu di pelataran atap. Di tengah pelataran atap terdapat sebuah lingga.

Minggu, 21 Desember 2014

Pantai Popoh, Kab. Tulungagung, Jawa Timur

Lokasi ini berada di daerah Kecamatan Besuki, Tulungagung Jawa Timur dan pantai popoh merupakan tempat wisata andalan kota Tulungagung.
 

 Pantai Popoh, adalah salah satu obyek wisata pantai yang terletak di Tulungagung, tepatnya di pesisir Samudra Hindia, 30 Km sebelah selatan kota Tulungagung.
 Wisata ini dapat di tempuh I jam perjalanan dari kota tulungagung yang berjarakkan sekitar 30 KM saja. Di dalam perjalanan Anda juga akan disajikan pemandangan hutan yang sangat asri dan sangat sayang untuk  Anda lewatkan.
 Setibanya di pantai tentunya ada kontribusi yang harus Anda keluarkan dari saku Anda, itupun tidak mahal sekali, hanya sekitar Rp 3.000 saja, Anda sudah bisa menikmati pantai yang luas tersebut. Bagi para wisatawan yang ingin bermalam, tentunya pengelolah sudah menyiapkan berupa penginapan hanya dengan kontribusi yang cukup sesuai yaitu sekita Rp 80.000  sampai sekitar Rp 100.000 untuk satu malam.

Desain pantai yang sedemikian rupa ini tidak terlepas dari kearifan lokal setempat, terutama sebagai sarana pendukung prosesi Labuh Semboyo. Labuh Semboyo merupakan prosesi sejenis larung sesaji yang dilakukan setiap bulan Suro. Prosesi ini juga menjadi atraksi wisata andalan di Pantai Popoh.


Selasa, 02 Desember 2014

Mitos Candi Gedong Songo, Ungaran, Jawa Tengah

Candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran, pada koordinat 110°20’27” BT dan 07°14’3” LS di desa Darum, Kelurahan Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Gedong Songo berasal dari bahasa Jawa, Gedong (bangunan) dan Songo (sembilan) yang berarti Sembilan Bangunan. Candi Gedong Songo terletak pada ketinggian sekitar 1.200 DPL dengan suhu sekitar 19 – 27 °C.
untuk masuk ke wilayah wisata ini, kita tisak perlu merogoh kocek dalam2, karena kita bisa menikmati pemandangan alam ini dengan biaya yang sangat murah yaitu Rp. 7500 untuk wisatawan domestik dan Rp 50000 untuk wisatawan manca negara.
untuk mencapai keseluruhan bangunan ini kita bisa menikmati dengan 2 cara yaitu dengan berjalan mengikuti jalan setapak yang naik turun atau dengan menaiki kuda wisata yang harus kita membayarnya.

candi gedong songo juga patut disebut dengan negri kahyangan yang karena letaknya didataran tinggi

Menelisik sejarah dan legendanya, ternyata pembangunan candi tersebut diwarnai perselisihan antara kakak beradik, ki hajar selokantoro dan ki hajar watangrono yang sama – sama menjadi patih kerajaan kalingga dan di tugaskan membangun candi tersebut. Perselisihan itu memicu pertempuran yang memakan korban.

candi gedong songo, memang banyak sekali dngan bangunan candi yang ada di dataran tinggi dieng
Sumber air panas yang mengandung belerang itu sendiri akhirnya menjadi tempat mandi untuk menghilangkan beberapa panyakit kulit.

Candi Gedong Songo terletak di daerah dataran tinggi Ungaran, Jawa Tengah. Nama Candi Gedong Songo, memiliki arti Sembilan Bangunan Candi, yang terletak di komplek tersebut, dan dibangun secara terpisah-pisah tempatnya. Namun, pada kenyataannya candi yang ada di lokasi tersebut hanya berjumlah 8 buah! Konon barang siapa yang mampu melihat penampakan candi yang ke-9, berarti hidupnya tidak akan lama lagi! - See more at: http://alie94.blogspot.com/2011/05/10-mitos-mitos-terlarang-di-tempat.html#sthash.sNKjc9iC.dpuf
Candi Gedong Songo terletak di daerah dataran tinggi Ungaran, Jawa Tengah. Nama Candi Gedong Songo, memiliki arti Sembilan Bangunan Candi, yang terletak di komplek tersebut, dan dibangun secara terpisah-pisah tempatnya. Namun, pada kenyataannya candi yang ada di lokasi tersebut hanya berjumlah 8 buah! Konon barang siapa yang mampu melihat penampakan candi yang ke-9, berarti hidupnya tidak akan lama lagi! - See more at: http://alie94.blogspot.com/2011/05/10-mitos-mitos-terlarang-di-tempat.html#sthash.sNKjc9iC.dpuf
Namun, pada kenyataannya candi yang ada di lokasi tersebut hanya berjumlah 8 buah! Konon barang siapa yang mampu melihat penampakan candi yang ke-9, berarti hidupnya tidak akan lama lagi! - See more at: http://alie94.blogspot.com/2011/05/10-mitos-mitos-terlarang-di-tempat.html#sthash.J703Mlie.dpuf
walaupun namanya gedong songo, Namun, pada kenyataannya candi yang ada di lokasi tersebut hanya berjumlah 8 buah! Konon barang siapa yang mampu melihat penampakan candi yang ke-9, berarti hidupnya tidak akan lama lagi!

Percaya atau tidak, bila berada di kawasan candi ini, jangan coba-coba untuk menggombal kepada pasangan. Karena bila mengeluarkan rayuan gombal, dipercaya akan membuat hubungan percintaan akan putus di tengah jalan.

Konon bangunan candi yang ke sembilan ini melambangkan perjalanan akhir manusia mencapai kesempurnaannya. Bentuk bangunan candi bercirikan bangunan dari kerajaan Hindu Nusantara. Di mana setiap bangunan memiliki ruangan untuk tempat pemujaan.

Jumat, 21 November 2014

Mitos Candi Prambanan


Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.


Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan kecamatan Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta, 50 kilometer barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah adminstrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten.


Menurut legenda turun menurun dalam masyarakat Jawa Tengah, Candi Prambanan didirikan oleh Bandung Bondowoso demi mendapatkan Rara Jonggrang yang adalah putri cantik dari raja Kerajaan Prambanan yang telah dijajah oleh Bandung Bondowoso. Jika Rara Jonggrang menolak lamaran Bandung Bondowoso, maka Kerajaan Prambanan akan semakin menderita, sedangkan Rara Jonggrang tidak menyukai Bandung Bondowoso.



Singkat cerita, Rara Jonggrang memberitahu bahwa ia bersedia menjadi istri Bandung Bondowoso dengan satu syarat, yaitu Bandung Bondowoso membangun seribu candi dalam waktu satu malam. Bandung Bondowoso menyanggupi dan berupaya membangung seribu candi dengan bantuan jin. Malam itu juga, Bandung Bondowoso hampir menyelesaikan seribu candi permintaan Rara Jonggrang.
Rara Jonggrang ketakutan karena melihat permintaannya bisa dipenuhi Bandung Bondowoso. Hingga akhirnya dengan bantuan para dayang, Rara Jonggrang membakar jerami di sisi timur dan menumbuk padi sehingga menciptakan suasana menjelang pagi. Karena melihat hari menjelang pagi, para jin ketakutan dan lari meninggalkan pekerjaan membuat seribu candi.
 

Keesokan paginya, Rara Jonggrang bersama Bandung Bondowoso menghitung jumlah candi yang telah berhasil dibuat. Ternyata tidak mencapai seribu candi, melainkan hanya ada 999 candi yang berhasil dibuat oleh Bandung Bondowoso dengan pasukan jin. Karena gagal memenuhi persyaratan dari Rara Jonggrang dan akhirnya dia tahu bahwa kegagalannya karena kecurangan Rara Jonggrang, maka Bandung Bondowoso mengutuk Rara Jonggrang menjadi arca batu terindah untuk melengkapi menjadi seribu candi.
Akhirnya Rara Jonggrang menjadi arca Durga Mahisashuramardini yang terdapat di ruang utara dari candi utama di Candi Prambanan. Itu sebabnya Candi Prambanan sering juga disebut oleh masyarakat sekitar sebagai Candi Rara Jonggrang.


setelah mengutuk Roro Jonggrang menjadi patung arca ke seribu, Bandung Bondowoso juga mengeluarkan sumpah yang mengutuk Perempuan siapa saja yang membantu Roro Jongrang saat itu akan menikah di usia tua. selain itu Bandung Bondowoso juga mengutuk siapa saja yang memadu kasih di Candi Prambanan, akan mengalami derita putus cinta seperti yang dialaminya. Dan ternyata kisah ini sangat diyakini oleh masyarakat setempat , bahwa pasangan yang berpacaran ataupun memadu kasih di Candi Prambanan akan mengalami derita putus cinta. Jadi waspada dan waspadalah bagi anda yang sedang asyik di mabuk cinta kala sedang berkunjung dengan pasangannya ke Candi Prambanan.


 siapa sangka Candi yang begitu megah dan masyur ini banyak legenda dan mitos yang tersembunyi.
buat semua yang percaya akan mitos, maka perlu berhati-hsti ketia memilih tempat untuk memadu kasih.

Selasa, 18 November 2014

Mitos Grojogan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar

Air terjun Grojogan Sewu terletak di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. suatu kawasan sebelah barat lereng gunung Lawu dengan ketingggian 1.305 m

dengan tiket yang cukup mahal untuk masuk kawasan wisata untuk daerah Kabupaten Karanganyar, anda tidak akan menyesali setelah anda memasuki kawasan wisata ini, dengan biaya yang relatif mahal ini, anda akan terbayarkan setelah anda menikmati pemandangan di sekeliling air terjun ini.
sebelum anda memasukin gerbang masuk wisata air ini, anda akan disambut dengan kera ekor panjang
disarankan pengunjung untuk tidak membawa makanan atau minuman yang begitu kelihatan, saya pastikan pengenjung akan didekati monyet dan makanan yang anda bawa pasti kan direbutnya


setelah anda memasuki gerbang masuk. sepanjang perjalanan anda tidak akan menemukan monyet, anda akan menemukan monyet setelah anda sampai di sekitar air terjun.
 
nama grojogan sewu bukan karena jumlah anak tangga yang anda turuni dan yang anda naiki, walapun m,emang benar adanya kalau jumlah anak tangga untuk turun ke air terjun dan naik ke atas tempat anda masuk memang benar jumlahnya kurang lebih 1250 anak tangga. nama grojogan sewu juga bukan karena tingginya yang 1000 meter, karena tinggi air terjun ini hanya 81meter. nama gerojoga sewu karena jumlah butiranair yang terjun bebas dari atas yang terlalu banyak sampai tidak terhingga, makanya sering sekali karena terlalu banyak itulah disebut seribu (sewu)

Eksotisnya air terjun ternyata mempunyai mitos yang sedikit “mengerikan” bagi kita yangmempunyai pasangan. Namun terlepas dari itu, Tawamanggu ini merupakan andalan dari kabupaten Karanganyar Jawa Tengah sebagai salah satu tempat tujuan wisata yang paling  banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara

Tawangmangu, dengan Grojokan Sewunya dikenal sebagai obyek wisata pegunungan di lereng barat Gunung Lawu yang dapat ditempuh dengan kendaraan darat selama sekitar satu jam dari Kota Karanganyar. Tempat ini sudah dikenal sebagai tempat wisata dari sejak masa kolonial Belanda.
Di depan air terjun grojogan sewu terdapat sebuah jembatan yang disebut "kretek pegat". adapula yg menamai jembatan "pegat sih". nama itu diberikan berdasarkan pengalaman empirik, bahwa jembatan tersebut sering mengakibatkan pegatan atau perceraian. Pada hari2 tertentu saat petang datang sering terlihat seorang kakek melintas diantara kabut yang menyelimuti kretek pegat. Mereka percaya bahwa kakek itu adalah makhluk gaib andhahan (bawahan) penguasa lelembut di Grojogan Sewu. yakni Kyai Baladewa. ono doambil dari cerita wayang Prabu Baladewa pada saat menjelang perang Baratayudha, disuruh Kresna untuk bertapa di Grojogansewu.
Sebenarnya ini hanyalah mitos, tapi terserah Anda mau mempercayainya atau tidak.  Mitos ini sebenarnya sudah sangat terkenal di tanah jawa, bagi yang percaya mungkin akan menghindar untuk menjadikan air terjun tawangmangu yang berada di Karang Anyar, Solo,  Jawa Tengah ini sebagai tempat berpacaran. Namun bagi yang tidak percaya akan mitos ini banyak pula pasangan kekasih yang menjadikan tempat ini sebagai lokasi menjalin kasih bagi mereka.