Tari Bedhaya (baca bedoyo) Bedah Madiun diciptakan oleh KGPAA
Mangkunegara VII dan ditarikan oleh 7 penari putri. Tarian klasik dan
sakral ini merupakan tarian yang unik karena kostum dan gerakannya hanya
ditemukan di Puro Mngkunegaran.
Tarian sakral ini menceritakan tentang perselisihan
antara Panembahan Senopati dengan Kadipaten Madiun yang dipimpin oleh
Adipati Madiun. Setelah Adipati Madiun kalah, dengan pertempuran
dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Retno Ismiah. Tetapi bertemu
dengan Panembahan Senopati, dia jatuh hati padanya. Akhirnya keduanya
mengakhiri pertempuran dan memadu kasih.
Tari Harjuna Newata Kawaca, yang menceritakan tentang peperangan Raden
Harjuna dari Madukara melawan Prabu Newata Kawaca dari Kerajaan
Himalmantaka. Tarian tersebut diciptaan dari KGPAA Mangkunegara V yang
merupakan salah satu tarian bercirikan kepahlawanan.
Singkat cerita, peperangan sengit terjadi antara Raden Harjuna dan Prabu Newata Kawaca yang akhirnya berhasil dimenangkan oleh Raden Harjuna.
Singkat cerita, peperangan sengit terjadi antara Raden Harjuna dan Prabu Newata Kawaca yang akhirnya berhasil dimenangkan oleh Raden Harjuna.
Raja Lesanpura yang marah dan
dendam kepada Prabu Inu Kertapati karena Prabu Inu Kertapati berhasil
memperistri Dewi Galuh Candrakirana sebagai Permaisuri di kerajaan
Jenggala.
Meskipun
telah kalah dalam sayembara memperistri Dewi Galuh Candrakirana, Prabu
Klana Sewandana terus berupaya untuk memperistri Dewi Galuh Candrakirana
meskipun sudah tahu Dewi Galuh telah menjadi permaisuri di kerajaan
Jenggala, diperistri oleh Prabu Inu Kertapati.
Perkelahian
anatara Prabu Klana Sewandana dan Prabu Inu Kertapati pun menjadi
peperangan anatara Kerajaan Lesanpura dan Kerajaan Jenggala.
Tari gemulai empat penari ini dicipta pada era Mangkunegara V
(1881-1886). Srimpi ini menggambarkan prajurit perempuan yang tengah
berlatih olah kanuragan. Itulah mengapa penari menggunakan cundrik atau
keris kecil dan panah. Srimpi Mandrarini menjadi pengingat bahwa
Mangkunegaran mempunyai sejarah keprajuritan perempuan seperti dirintis
Matah Ati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar