Sabtu, 25 April 2015

Museum Kars, Pracimantoro, Wonogiri

Museum karst  yang terletak di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri ,Akses jalan beraspal dan halus memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke Museum Karst. Anda bisa mencapainya dengan jarak tempuh sekitar 40 km dari Kota Wonogiri. Sedangkan jarak tempuh dari Pacitan adalah sekitar 50 km, dan 55 km dari Kabupaten Gunungkidul.
 
 Lokasi Museum karst ini berada pada kawasan yang dikonservasikan , hal ini sesuai dengan fungsi museum sebagai salah satu sarana untuk mengkonservasi keberadaan karst yang ada di Indonesia.

Museum Karst adalah museum kebanggaan masyarakat Wonogiri. Ini merupakan museum terunik dan terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Berlokasi di kawasan perbukitan Gamping semakin menambah daya tarik museum untuk dikunjungi.

Sesuai dengan namanya, Karst merupakan istilah dari bahasa Yugoslavia. Istilah ini merujuk pada wilayah yang terdiri dari batuan yang mudah larut seperti batu gamping. Hamparan sawah serta hutan jati dapat kita nikmati seraya memasuki kawasan Museum Karst.



Kawasan karst di Pracimantoro ini dinilai terbaik oleh para ahli sejarah dan geologi karena telah memenuhi kriteria keberagaman gua-gua, struktur lapisan tanah, dan panorama alam yang khas. Kawasan karst di wilayah ini dinilai lebih baik daripada kawasan karst yang ada di Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Gunung Kidul.
 Musium karst yang memiliki bentuk seperti piramida kerucut .  Kawasan ini berciri khas banyak memiliki gua-gua berstalaktit dan stalakmit dengan nilai alami yang menarik. Di Desa Gebangharjo Kecamatan Pracimantoro - yang menjadi pusat penelitian kawasan karst - terdapat puluhan gua yang unik dan menakjubkan
Museum karst ini terbentuk asal proses solusional yang berarti terbentuk atas pelarutan batuan gamping yang membentuk suatu perbukitan  karst. Menurut tempat terjadinya bentukan karst dapat dibedakan menjadi bentukan endokarst dan eksokarst. Eksokarst terletak dipermukaan , kontak langsung dengan udara luar





Contoh eksokarst yaitu dolin, danau dolin, uvala, polje, kubah karst, menara karst, dataran aluvial karst. Sedangkan ondokarst terdapat didalam gua atau terowongan karst. Contohnya : gua, stalaktit, stalakmit, kolom dan korden. Kerucut karst dipengaruhi oleh pola struktur diaklas yang kecil-kecil dan bercabang serta kemampuan pelarutan batuan.

 Selanjutnya cerita itu berkembang di masyarakat dan menjadi sumber sejarah. Sehingga Musium karst ini selain digunakan untuk rekreasi, dapat juga digunakan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang benda- benda bersejarah dan proses terbetuknya karst. 
















. Di sana terdapat Gua Tembus, Gua Mrica, Gua Sodong, Gua Potro, Gua Sapen, dan Gua Gilap. Berdasarkan penelitian para ahli sejarah dan geologi, kawasan gua-gua di Pracimantoro Wonogiri layak dijadikan sebagai Museum Kawasan Karst Dunia. Selain itu musium karst ini menyimpan kisah perjalanan kehidupan manusia sejak zaman prasejarah hingga zaman kerajaan.









Museum ini merupakan hasil kerjasama antara pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Wonogiri dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk membangun museum karst. .

Sabtu, 11 April 2015

hutan donoloyo, Slogohimo, Wonogiri

Hutan Donoloyo adalah Belantara hutan jati di Desa Watusono, Kecamatan Slogohimo, 40 kilometer dari kota Wonogiri, Jawa Tengah, ternyata menyimpan sebuah kisah sejarah. Di dalam hutan jati yang disebut dengan Alas Donoloyo ini terdapat sisa-sisa pohon jati yang tumbuh pada masa Kerajaan Majapahit, 700 tahun yang lalu.



Nama Donoloyo merupakan nama pendiri desa di kawasan tersebut, yakni Ki Ageng Donoloyo, anggota laskar Kerajaan Majapahit saat dipimpin Raja Airlangga. Karena ingin mengabdi pada Kerajaan Majapahit, Ki Ageng Donoloyo yang tertinggal ketika mengikuti perjalanan Raja Airlangga, memutuskan untuk menetap di tempat itu, serta menanam pohon jati, yang ia niatkan bisa dimanfaatkan Kerajaan Majapahit.

Sekian ratus tahun berlalu, kini kelestarian Alas Donoloyo masih dijaga oleh keturunan Ki Ageng Donoloyo. Setiap hari, Dikromo, sang juru kunci hutan, ditemani istrinya, membersihkan kawasan tersebut, khususnya areal Punden. Apalagi menjelang Hari Jumat Pon dan Jumat Kliwon, karena pada hari itu banyak masyarakat datang memberikan sesajen. Pohon jati peninggalan Ki Ageng Donoloyo, hanya tersisa di areal Punden.

Konon, banyak peristiwa aneh terjadi menyangkut Alas Donoloyo. Seperti cerita awal mula digunakannya jati Donoloyo untuk pembangunan Masjid Demak, yakni akibat bayang-bayang ujung pohon jati Donoloyo yang kelihatan di Demak, meskipun jaraknya mencapai puluhan kilometer. Ki Ageng Donoloyo sendiri, dipercaya masih berada di Alas Donoloyo. Karena dari dulu hingga kini, belum diketahui dimana letak makam sang laskar setia majapahit ini.

Jati Donoloyo, rata-rata mempunyai panjang sepuluh meter, dengan garis tengah satu meter, sehingga dinilai sebagai kayu jati dengan kualitas terbaik yang pernah ada. Tak heran jika Masjid Demak serta Keratonan Surakarta, dibangun dari kayu jati Donoloyo.







Saat ini dengan areal seluas lima hektar, alas Jati Donoloyo mulai menunjukkan tanda-tanda kepunahan. Kayu-kayu jati yang terlihat kokoh, sesungguhnya sudah lapuk dimakan zaman.

Kelihatannya, tinggal menunggu waktu, Alas Donoloyo yang menjadi bukti kesetiaan seorang laskar di era Kerajaan Majapahit, kelak hanya tinggal legenda tak berbekas.

Hingga saat ini, Alas Donoloyo masih dikeramatkan masyarakat sekitar, khususnya Kawasan Punden, letak pohon jati pertama ditanam dan dipotong untuk pembangunan Masjid Demak.