Sabtu, 28 September 2013

pantai Drini, Gunung Kidul, Jogjakarta


Pantai Drini terletak di Kabupaten Gunung Kidul Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari. Keistimewaan pantai ini adalah terdapat pulau karang yang tumbuh pohon Drini dan konon kayunya dapat dipakai sebagai penangkal ular berbisa. Di atas karang ini dibangun mercusuar di mana jika kita memandang dari menaranya dapat melihat pemandangan dari atas. Di pantai ini anda juga dapat melihat dengan jelas rumput-rumput laut di antara karang-karang laut dan biota laut lainnya. Memang Drini tidak sepopuler Baron atau Kukup. Tidak juga memiliki nama besar seperti Parangtritis. Namun keindahan pantai ini tak kalah dari keempat pantai yang sudah lebih dulu menjadi tujuan wisata tersebut.
Dikisahkan Bengawan Solo dulunya bermuara di laut selatan. Tepatnya di Pantai Sadeng dan Drini yang sekarang ini terletak di Kabupaten Gunung Kidul, karena terjadinya peristiwa geologi dengan terdesaknya lempeng Australia yang mengakibatkan wilayah pantai selatan jawa menjadi terangkat. Sisa-sisa karang terangkat menjadi bukit kapur yang mengakibatkan aliran Sungai Bengawan Solo beralih ke arah utara mengalir nun jauh sampai Gresik. Situs aliran purba Bengawan Solo masih bisa dilihat di kawasan Pantai Drini (http://kotajogja.com)




















Dibandingkan dengan pantai-pantai lainnya, Pantai Drini boleh dibilang masih perawan. Memang, pantai ini belum banyak tersentuh oleh tangan manusia, dan pemandangan disana masih alami. Di Pantai Drini terdapat hamparan pasir yang luas, dan cukup bersih karena belum tercemar oleh sampah ataupun aktivitas manusia. Bagian pantai di Pantai Drini sangat landai, dan airnya pun jernih. Jadi, kita bisa dengan jelas melihat karang dan rumput laut, serta beraneka ragam hewan laut kecil yang berkeliaran. Ini sangat menarik, khususnya bagi anak-anak kecil. (http://www.joglowisata.com)







Pantai ini memiliki pesonanya sendiri. Selain diapit dua pulau karang, hewan-hewan dan tumbuhan laut juga tampak jelas di bawah permukaan air. Saat itu banyak anak kecil yang mandi sambil menangkap ikan warna-warni yang berenang-renang. Meskipun ombak disana tak seganas Pantai Parangtritis, ada baiknya para orang tua tetap waspada ketika mengajak anak-anaknya. walapun pantainya tenang dan aman, kita juga wajib berhati2 dengan hewan yang berbentu jell berwarna biru ini. karena kalau tita tidak berhati2 kita bisa tersengat oleh ubur2 bru ini






Senin, 02 September 2013

Candi Ijo, Sleman, DIY

Alamat: Bukit Ijo, Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Indonesia

Koordinat GPS: S7°47'2.2" E110°30'44.2"
 

Candi Ijo adalah salah satu candi yang ada di jogja, khususnya terletak di desa Groyokan, Sambirejo, Prambanan, Sleman Yogyakarta. Untuk menjangkau candi ini lumayan agak jauh dari jalan raya. Dari sini kita bisa melihat keindahan kota jogja, karena candi ijo ini berada di dataran tinggi desa sambirejo. Disini terdapat 4 buah candi, 1 induk candi dan 3 anak candi. Di dalam anakan candi itu terdapat patung juga. Candi ini juga mengalami sedikit kerusakan akibat gempa jogja beberapa tahun yang lalu. di bawah candi ini juga masih ada beberapa candi yang masih dalam tahap renovasi.
 






Candi Ijo dibangun sekitar abad ke-9, di sebuah bukit yang dikenal dengan Bukit Hijau atau Gumuk Ijo yang ketinggiannya sekitar 410 m di atas permukaan laut. Karena ketinggiannya, maka bukan saja bangunan candi yang bisa dinikmati tetapi juga pemandangan alam di bawahnya berupa teras-teras seperti di daerah pertanian dengan kemiringan yang curam. Meski bukan daerah yang subur, pemandangan alam di sekitar candi sangat indah untuk dinikmati.
Kompleks candi terdiri dari 17 struktur bangunan yang terbagi dalam 11 teras berundak. Teras pertama sekaligus halaman menuju pintu masuk merupakan teras berundak yang membujur dari barat ke timur. Bangunan pada teras ke-11 berupa pagar keliling, delapan buah lingga patok, empat bangunan yaitu candi utama, dan tiga candi perwara. Peletakan bangunan pada tiap teras didasarkan atas kesakralannya. Bangunan pada teras tertinggi adalah yang paling sakral.