Kamis, 09 Juli 2015

Taman Sari Jogjakarta


Konon, Taman Sari dibangun di bekas keraton lama, Pesanggrahan Garjitawati, yang didirikan oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke Imogiri.

Tamansari Ngayogyakarta) adalah situs bekas taman atau kebun istana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dapat dibandingkan dengan Kebun Raya Bogor sebagai kebun Istana Bogor. Kebun ini dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pada tahun 1758-1765







Taman Sari adalah Taman Istana yang memiliki gaya arsitektur unik karena merupakan perpaduan antara gaya arsitektur Jawa dan Portugis, Sebagai pimpinan proyek pembangunan Taman Sari ditunjuklah Tumenggung Mangundipuro. Seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Bupati Madiun, Tumenggung Prawirosentiko, besrta seluruh rakyatnya. Oleh karena itu daerah Madiun dibebaskan dari pungutan pajak. Di tengah pembangunan pimpinan proyek diambil alih oleh Pangeran Notokusumo, setelah Mangundipuro mengundurkan diri. Walaupun secara resmi sebagai kebun kerajaan, namun bebrapa bangunan yang ada mengindikasikan Taman Sari berfungsi sebagai benteng pertahanan terakhir jika istana diserang oleh musuh. Konon salah seorang arsitek kebun kerajaan ini adalah seorang Portugis yang lebih dikenal dengan Demang Tegis.












Kompleks Taman Sari setidaknya dapat dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah danau buatan yang terletak di sebelah barat. Bagian selanjutnya adalah bangunan yang berada di sebelah selatan danau buatan antara lain Pemandian Umbul Binangun. Bagian ketiga adalah Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati yang terletak di selatan bagian kedua. Bagian terakhir adalah bagian sebelah timur bagian pertama dan kedua dan meluas ke arah timur sampai tenggara kompleks Magangan.



Hal pertama yang mengesankan ketika Anda berkunjung ke Taman Sari adalah gapura unik dengan ukiran-ukiran cantik yang menjadi pintu masuk di Taman Sari. Memasuki dua pintu kedalam Anda akan menemukan dua kolam berair biru. Pada masanya kolam tersebut adalah tempat pemandian para putri dan selir-selir raja. Hiasan-hiasan seperti air mancur yang berbentuk kepala naga dan pot-pot bunga disekelilingnya menambah apik interior di Taman Sari.


Keistimewaan di area taman sari adalah masjid bawah tanah. Untuk menuju masjid bawah tanah, Anda harus melewati jalan yang berupa lorong-lorong panjang dan tangga-tangga. Gaya arsitektur masjid ini tidak seperti masjid-masjid pada umumnya yang berbentuk persegi, melainkan berbentuk lingkaran. Di tengah-tengah masjid ini terdapat sumur yang disebut Sumur Gumilang. Masjid ini dulunya merupakan Surau yang sring dipakai Sultan untuk shalat.


Sumber : https://id.wikipedia.org
               http://www.utiket.com

Tidak ada komentar: