Candi Cetho, candi yang letaknya di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Lokasi Candi Cetho yang berada di lereng gunung Lawu, dengan ketinggian 1.496 meter dari permukaan laut.
Ketika ditemukan keadaan
candi ini merupakan reruntuhan batu 14 dataran bertingkat, memanjang dari barat
(paling rendah) ke timur, meskipun pada saat ini terlihat 13 teras, dan hanya 9
teras yang dilakukan pemugaran.
Menurut ceritanya candi ini merupakan tempat pesanggrahan Brawijaya sebelum beliau moksa di puncak Lawu. Sebenarnya
candi ini belum terselesaikan seluruhnya, karena saat itu Brawijaya
tengah dalam pelarian dikejar-kejar oleh pasukan Raden Patah dari Demak.
Kala itu, dari Desa Seto Brawijaya lalu lari ke Desa Sukuh dan
mendirikan pula sebuah candi di sana.
Terdapat sebuah tataan batu mendatar di permukaan tanah yang menggambarkan kura-kura raksasa, surya Majapahit. Kura-kura adalah lambang penciptaan alam semesta sedangkan penis merupakan simbol pencpiptaan manusia. Terdapat penggambaran hewan-hewan lain, seperti mimi, katak, dan ketam. Pada aras ke delapan terdapat arca phallus ( disebut “kuntobimo”) disisi utara dan arca Sang Prabu Brawijaya V dalam wujud Mahadewa. Pemujaan terhadap arca ini melambangkan ungkapan syukur dan pengharapan atas kesuburan yang melimpah atas bumi. Dan yang terakhir adalah aras ke sembilan merupakan aras tertinggi sebagai tempat pemanjatan doa. Disini terdapat bangunan batu berbentuk kubus.
Disebut Cetho, karena di dusun ini orang dapat melihat dengan sangat jelas pemandangan pegunungan yang mengitarinya yaitu Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan di kejauhan tampak puncak Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing
Sumber:
http://www.catatannobi.com
http://sejarah-puri-pemecutan.blogspot.co.id
http://www.jalansolo.com
http://candi1001.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar