Selasa, 26 November 2013

malam satu suro, keraton kasunanan Surakarta


TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Di tengah perseteruan keluarga keraton Solo, Jawa Tengah, kirab "kebo bule" di "Malam Satu Sura" dilaksanakan Dewan Adat, Senin (4/11/2013) malam hingga Selasa (5/11/2013) dini hari. Perseteruan di keraton Solo menghadapkan Dewan Adat dengan Sinuhun Pakubuwono ke-13. Pusaka keraton tak hadir dalam kirab kali ini.
"Tidak ada pusaka yang dikirab, hanya kerbau Kyai Slamet saja. Untuk pusaka, sudah ada yang ngurus," kata KGPH Puger kepada wartawan. Sebelummya, Senin (4/11/2013) petang, kubu Sinuhun Pakubuwono ke-13 yang juga berstatus raja keraton sudah mengumumkan bahwa kirab ini batal dilaksanakan. Pertimbangan pembatalan adalah konflik yang tak kunjung usai tersebut.
Dari pengamatan, sejak Senin pukul 20.00 WIB, keraton Solo sudah dipadati warga yang datang untuk menyaksikan kirab "Malam Satu Suro". Berbeda dengan daerah lain, salah satu ikon keraton Solo dalam kirab Suro adalah adanya kerbau bule yang diyakini sebagai keturunan Kyai Slamet.
Dalam kirab tersebut terdapat delapan ekor kerbau yang dikirab
Sejumlah sesaji seperti nasi tumpeng, buah-buahan dan sayuran, disajikan untuk disantap sang kerbau. Namun entah kenapa, delapan kerbau lima kali memilih untuk memutar balik dan menolak mengikuti ritual. Setelah beberapa saat, abdi dalem mengalungi setiap kerbau dengan kalung bunga dan kirab pun dimulai.
Sebagaimana diberitakan juga sebelumnya, kubu Sinuhun Pakubuwono ke-13 menyatakan kirab ditiadakan karena tak sesuai dengan perintah raja. Pengumuman peniadaan kirab disampaikan Mahapatih KGPH PA Tedjowulan.
"Sinuhun meminta kirab memperingati 1 Sura atau tahun baru 1435 Hijriah ditiadakan," kata Tedjowulan dilansir Kompas.com.
Dia pun menyatakan ada lima kegiatan di keraton untuk memperingati 1 Sura atau Tahun Baru Hijriah.
Kelima kegiatan itu, sebut Tedjowulan, adalah kirab pusaka, semedi dan shalat hajat, lalu wilujengan atau syukuran setelah kirab pusaka, dan diakhiri shalat subuh.
"Sebelum kelima (kegiatan) dilakukan, harus ada nawala atau surat perintah dari sinuhun tentang apa saja pusaka yang akan dikirab," kataTedjowulan dalam konferensi pers, Senin petang.

























Minggu, 24 November 2013

Masjid Agung Kauman, Semarang

Masjid Besar Kauman Semarang adalah sebuah masjid yang berada di Semarang. Dahulu masjid ini bernama Masjid Agung Semarang sesuai dengan nama yang tertulis di gerbang Masjid dan tertulis di fasad depan masjid. Tulisan dengan aksara arab cukup besar, namun masyarakat lebih mengenal masjid ini dengan sebutan Masjid Besar Kauman Semarang.

Letak Masjid Besar Kauman Semarang tadinya berdiri megah di depan alun alun kota Semarang. Namun kemudian sejak tahun 1938 alun alun tersebut beralih fungsi menjadi kawasan komersil yaitu dengan adanya Pasar Johar , Pasar Yaik, gedung BPD dan Hotel Metro yang kemudian menjadi area Kawasan Perdagangan Johar. Masjid Besar Kauman Semarang kini terjepit di antara bangunan bangunan tinggi yang mengepungnya. Masjid Kauman ini beralamat di Jl. Alun-alun Barat Nomor 71 Semarang. Sekarang Masjid Kauman atau Masjid Besar Semarang letaknya tidak lagi berada dalam wilayah Kampung (Kelurahan) Kauman, tetapi masuk dalam wilayah Kelurahan Bangunharjo Semarang Tengah.

Masjid Kauman didirikan pada awal abad ke-16. Pendiri masjid itu ialah Kiai Ageng Pandanaran yang kemudian mendirikan masjid lagi di sekitar Bubakan, yang menjadi tempat kabupaten setelah hijrah akibat pemberontakan orang-orang China yang dikenal dengan Perang Semarang (1742).
Masjid Kauman mengalami renovasi berkali-kali. Kiai Adipati Surohadimenggolo III, sebagai Bupati Semarang kala itu, mengganti masjid itu menjadi masjid yang lebih besar pada 1759-1760. Pembangunan itu diperingati dengan tiga buah inskripsi yang kini masih tertempel di gapura utama masjid yang bertuliskan huruf Jawa, Latin, dan Arab.







http://visitsemarang.com
http://id.wikipedia.org


Sabtu, 23 November 2013

batu seribu, Sukoharjo

 
Batu Seribu ini terletak sekitar 20 km sebelah selatan Kota Sukoharjo, tepatnya di Desa Gentan, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo.
Untuk sampai ke obyek wisata itu, wisatawan biasanya mengalami kesulitan. Penunjuk arah yang hanya sedikit sering membuat wisatawan tersesat sementara jalan-jalan yang harus dilalui sempit dan bergelombang.
Walau begitu, perbukitan batu cadas di sebelah kiri dan kanan yang menemani sepanjang perjalanan dari Sukoharjosampai ke kawasan wisata itu, bisa menjadi alternatif pemandangan yang menyegarkan.(http://www.tiket.com/)




Butuh waktu sekitar satu jam dari Kota Solo untuk mencapai  Batu Seribu, yang terletak di Desa Gentan, Kecamatan Bulu, Sukoharjo. Obyek Wisata ini berdiri di lahan seluas sekitar 2,5 hektar, dengan memanfaatkan kondisi geografis perbukitan batu kapur.
Dengan memanfaatkan keindahan alam, menjelmalah kawasan itu sebagai objek wisata keluarga dengan segala fasilitasnya seperti kolam renang, pemandian sendang (mata air), outbond, dan panggung kesenian.
Sesungguhnya Objek wisata Batu Seribu ini merupakan suatu kawasan wisata di mana ada perpaduan antara unsur gunung, lembah, sendang, pemandian dan hutan wisata yang menakjubkan.
Sesampainya di lokasi tujuan, tepat di pintu masuk, Anda akan menemukan sebuah sendang yang banyak dihuni oleh ikan lele berwarna putih. Konon lele putih tersebut dikeramatkan oleh masyarakat sekitarnya, karena diyakini merupakan perwujudan dari Kyai Truno.
Selepas dari sendang tersebut, tepat di atasnya terdapat kolam pemandian alam yang disediakan khusus untuk umum. Sumber air kolam ini berasal dari air yang mengalir dari perbukitan yang jernih dan sejuk.
Menurut mitosnya, mandi di kolam ini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Di samping obyek-obyek wisata tadi, di kawasan ini terdapat juga bumi perkemahan di atas bukit yang cukup representatif. Begitu pula ada hutan wisata berupa tumbuhan akasia yang dapat memberikan kesejukan bagi para wisatawan.
Informasi Wisata :
Lokasi :
Desa Gentan, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Harga Tiket : Rp.3.000,-
Waktu Buka : Pukul 07.00–17.00 WIB
Fasilitas/ Obyek Wisata :
Kolam renang, pemandian sendang (mata air), outbond, warung makan dan panggung kesenian.
Akses Jalan :
Jalan Raya Solo – Wonogiri
Dari Terminal Krisak Wonogiri ke arah barat menuju Tawangsari
- See more at: http://www.infosukoharjo.com/batu-seribu-andalan-wisata-alam-di-sukoharjo/#sthash.cWGQpea3.dpuf




dapat kolam pemandian alam yang disediakan khusus untuk umum. Sumber air kolam ini berasal dari air yang mengalir dari perbukitan yang jernih dan sejuk.
Menurut mitosnya, mandi di kolam ini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Di samping obyek-obyek wisata tadi, di kawasan ini terdapat juga bumi perkemahan di atas bukit yang cukup representatif. Begitu pula ada hutan wisata berupa tumbuhan akasia yang dapat memberi
- See more at: http://www.infosukoharjo.com/batu-seribu-andalan-wisata-alam-di-sukoharjo/#sthash.cWGQpea3.dpuf




Rabu, 20 November 2013

Lawang Sewu, Semarang

Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan jaman belanda yang dibangun pada 1904. Semula gedung ini untuk kantor pusat perusahaan kereta api (trem) penjajah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag (http://seputarsemarang.com)








Di dalam nya Lawang Sewu memiliki, Penjara Jongkok; lima sampai sembilan orang dimasukan dalam sebuah kotak sekitar 1,5 x 1,5 meter dengan tinggi sekitar 60 cm, mereka jongkok berdesakan lalu 'kolam' tersebut diisi air seleher kemudian kolam tersebut ditutup terali besi sampai mereka semua mati, ya benar aja mati.





Mengapa gedung ini disebut Lawang Sewu (pintu seribu) memang memiliki alasan tersendiri, pintu tersebar dimana-mana. Sebagai gambaran lantai 2 di bagian belakang gedung memiliki sekitar 20 ruangan berjajar yang masing2 memiliki 6 pintu. Jika lawang bisa diartikan sebagai pintu atau pintu menyerupai jendela, maka saya yakin lawang sewu memiliki 1000 pintu.






























































































Alamat: Jl. Pemuda, Komplek Tugu Muda, Semarang, Indonesia
Phone: (024) 354 2015

Koordinat GPS: S6°59'2" E110°24'37.6" (lihat peta)