Jumat, 17 Januari 2014

Masjid Saka Tunggal, Cikakak, Wangon, Banyumas

Bila kita mengenal masjid tertua di jawa adalah masjid demak, itu adalah salah. masjid tertua di jawa bahkan diyakini tertua di indonesia adalah

 
Masjid Saka tunggal terletak di Desa Cikakak Kecamatan Wangon, Banyumas. Tepatnya berada di titik koordinat geografi 7°28'26.05"S 109° 3'20.32"E.
Masjid saka tunggal menjadi satu satunya masjid di pulau Jawa yang dibangun jauh sebelum era Wali Sembilan (Wali Songo) yang hidup sekitar abad 15-16M. Sedangkan masjid ini didirikan tahun 1288 Masehi sebagaimana tertulis di prasasti yang terpahat di saka masjid itu. lebih tua dari kerajaan majapahit yang berdiri tahun 1294 Masehi. Diperkirakan masjid ini berdiri ketika masa kerajaan Singasari, 2 abad sebelum Wali Songo. Sekaligus menjadikan Masjid saka tunggal Baitussalam sebagai Masjid Tertua di Indonesia.
 sesampainya kita di sekitar masjid ini, kita akan disambut oleh penghuni lokal, yaitu monyet ekor panjang.
 monyet-monyet di sini sangatlah ramah, kita bisa memberi makan monye2, tetapi tetap jaga kebersihan ya!!
jangan beri makan monyet-monyet ini di depan masjid, guna menjaga kebersihan.



 karena masjid ini didirikan oleh Mbah Mustolih yang hidup semasa Kesultanan Mataram Kuno menjadikan Cikakak sebagai “markas” penyebaran agama Islam.







 masjid ini dibangun jauh sebelum masa Wali Songo, masjid ini kental dengan nuansa jawanya, ini bisa dilihat dari dindingnya yang masih berupa anyaman bambu, dan dari atapnya.







masyarakat setempat telah meyakini bahwa Mbah Mustolih sebagai pendiri masjid yang terletak sekitar 30 kilometer dari Kota Purwokerto ini. Karenanya , setiap tanggal 27 Rajab diadakan ziarah di masjid dan membersihkan makam Mbah Mustolih. Mbah Mustolih yang hidup semasa Kesultanan Mataram Kuno menjadikan Cikakak sebagai “markas” penyebaran agama Islam. makam Beliau tak jauh dari masjid yang belia dirikan


Ada keunikan dalam pelaksanaan ibadah yang dilaksanakan di masjid ini dan sampai saat ini masih berlangsung, yaitu dalam pelaksanaan salat Jumat. Selama menunggu dan setelah salat Jumat, jemaah berzikir dan bershalawat dengan nada seperti melantunkan kidung Jawa. Dengan bahasa campuran Arab dan Jawa, tradisi ini disebut tradisi ura ura.
Selain itu, semua ibadah, termasuk shalat sunnah, dilakukan secara berjamaah. Tradisi lainnya adalah, masjid ini tetap mempertahankan tidak menggunakan pengeras suara.







 Masjid saka tunggal karena masjid ini hanya memiliki satu tiang penyangga tunggal. Saka tunggal yang berada di tengah bangunan utama masjid, saka dengan empat sayap ditengahnya yang akan nampak seperti sebuah totem, bagian bawah dari saka itu dilindungi dengan kaca guna melindungi bagian yang terdapat tulisan tahun pendirian masjid tersebut.





Rabu, 15 Januari 2014

Candi Morangan, SlemanDIY

 Candi Morangan adalah candi Hindu yang berada di dusun Morangan, kelurahan Sindumartani, kecamatan Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, dan berada sangat dekat dengan Kali Gendol (100 meter sebelah barat) dan paling utara mendekati Gunung Merapi. (http://id.wikipedia.org)
 Pada Candi Morangan ditemukan pula yoni dengan ukuran yang cukup besar. Pada saat ditemukan yoni tersebut masih in situ. Sedangkan lingga yang seharusnya ada dan menjadi pasangan dari yoni tidak ditemukan lagi. Pada saat ditemukan yoni tersebut masih dalam keadaan baik sekalipun pada bagian ceratnya sudah hilang. Pada kompleks Candi Morangan ini juga ditemukan pula arca resi dan sejumlah arca lain di dalam relung-relung candi. Arca-arca ini sebagian besar belum dapat diidentifikasikan. Kecuali itu Candi Morangan belum dapat diamati secara sempurna karena bangunan candi belum dapat direkonstruksi kembali. Hal ini disebabkan oleh karena sebagian bangunan candi masih belum ditemukan (terpendam) di dalam tanah.(http://candidiy.tripod.com)


Candi perwara sendiri menghadap kearah timur. Ukurannya adalah 4 x 4. Sesuatu yang membedakan Candi Morangan dengan candi yang lain adalah panel relief yang merupakan bagian dari cerita Tantri Kamandaka tentang seekor Harimau yang tertipu oleh seekor kambing, karena selama ini relief itu hanya ditemukan pada candi untuk Agama Budha.(http://gudeg.net/id/)



 

Sabtu, 11 Januari 2014

Candi Kedulan, Kab. Sleman

Alamat: Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Indonesia
Koordinat GPS: S7°44'12.7" E110°28'13.2" (lihat peta)


Candi Kedulan yang terletak di Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sekitar 2,5 km dari Candi Sambisari.Candi ini sedang dalam proses penggalian dan rekonstruksi, karena pada saat ditemukan, reruntuhan candi dalam keadaan tertimbun tanah yang berasal dari lahar G. Merapi. (http://candi.pnri.go.id)

Candi ini ditemukan terpendam dalam tanah sekitar 7 m dan diketemukan secara tidak sengaja oleh penambang pasir pada 24 November 1993. Lokasi candi merupakan tanah kas desa yang kurang subur dikarenakan banyak mengandung pasir sehingga akhirnya tanah ini pun dijadikan lokasi penambangan pasir.
Lokasi candi kedulan sangat mirip dengan keadaan candi sambisari yaitu sama-sama di kedalaman sekitar 7 m. Dilokasi penggalian tersebut ditemukan reruntuhan candi induk, yoni  beserta 3 buah candi perwara. Untuk candi induk saat ini batu-batunya dipindahkan sementara ke atas pada sebuah tempat untuk dilakukan percobaan rekonstruksi sementara, sedangkan untuk ke 3 candi perwara masih berada di lokasi karena penggalian candi perwara ini terhalang tanah pertanian warga. Jadi ke 3 candi perwara ini sebagian masih terpendam dan sebagian batu-batu berserakan di lokasi penggalian. Selain itu karena lebih rendahnya lokasi candi dibandingkan sungai terdekat sehingga di lokasi penemuan candi ini belum bisa dibuatkan saluran pembuangan air seperti di candi sambisari. Akibatnya apabila sudah musim penghujan lokasi penemuan candi ini akan tergenang air dan berubah menjadi kolam. (http://tarabuwana.blogspot.com)
 Ada keistimewaan pada Candi Kedulan, yang terletak pada relief Kala. Di Jawa Tengah, relief Kala tidak punya rahang bawah seperti di Jawa Timur. Namun Candi Kedulan yang terletak di Jawa Tengah, ternyata relief Kala-nya mempunyai rahang bawah. Karena itu diperkirakan Candi Kedulan dibangun pada akhir periode kerajaan Hindu Jawa Tengah yang bergeser ke Jawa Timur sekitar abad ke-8 dan ke-10. (http://gudeg.net/)