Sabtu, 18 Juli 2015

kebun teh Ngargoyoso, Kab. Karanganyar

Wisata  kebun teh kemuning Ngargoyoso Karanganyar, menjadi salah satu tunjukan yang layak Anda kunjung. Terutama Anda yang ingin mencari suasana segar.
  Pemandangan hijau bak karpet luas menyejukkan mata setiap pengunjung yang datang ke  Perkebunan Teh Kemuning. Sejauh mata memandang, Anda akan disuguhi hamparan kebun teh di kanan dan kiri jalan. Akses jalan utama selebar kurang lebih lima meter, membuat pengunjung obyek wisata yang terletak di Ngargoyoso, Karanganyar itu merasakan sensasi lebih intim dengan alam.
Hawa sejuk yang diembuskan kabut dari kawasan yang berada di antara Candi Cetho dan Candi Sukuh, menjadi magnet utama para penyuka tempat dingin. Enggak perlu bingung dan mati gaya saat bertandang ke tempat ini. Ada beberapa kegiatan seru-seruan yang layak dicoba.





Puncak Ngargoyoso atau kebun teh Kemuning ini berada di kaki gunung Lawu dengan luas lahan sekitar 438 hektar dan ketinggian antara 900 – 1500 meter dari permukaan laut, tak heran suhu di sekitar kebun teh Kemuning ini cukup dingin, Begitu masuk area kebun teh Kemuning, kita akan disuguhi hamparan kebun teh yang cukup luas dengan pemandangan yang begitu indah. Udara dingin dan sejuk membuat kita betah berlama-lama di kebun teh Kemuning.

Kendaraan Pribadi
Lokasi kawasan wisata yang berjarak 28 kilometer sebelah timur Kota Solo ini bisa ditempuh melalui perjalanan darat dengan mobil atau sepeda motor. Setelah berjalan melewati Kota Karanganyar, anda diarahkan mengambil jalur menuju Karangpandan.
Saat bertemu dengan papan petunjuk yang mengarah ke Candi Sukuh, Candi Cetho, Air Terjun Jumog, ambil jalur ke kiri dan ikuti jalan utama. Dengan kecepatan normal, tempat wisata ini bisa dijangkau dalam waktu tempuh satu jam. hati-hati dalam perjalanan, karena banyaknya tanjakan dan tikungan tajam.

Kendaraan Umum
Untuk menjangkau tempat ini, kalian bisa naik bus jurusan Tawangmangu dan turun di Terminal Karangpandan.
Setelah itu, banyak bus mini yang siap mengantar penumpang menuju Terminal Kemuning. Jika tidak sabar menanti kedatangan bus mini, pelancong juga bisa naik ojek yang siap mengantar ke destinasi wisata. Tarif bus umum dan bus mini sekali jalan masing-masing Rp5.000 (Rp2.000 untuk pelajar). untuk bus umum untuk menuju terminal kemuning, hanya banyak dijumpai saat pagi hari dan jam pulang sekolah

















Kamis, 09 Juli 2015

Taman Sari Jogjakarta


Konon, Taman Sari dibangun di bekas keraton lama, Pesanggrahan Garjitawati, yang didirikan oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke Imogiri.

Tamansari Ngayogyakarta) adalah situs bekas taman atau kebun istana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dapat dibandingkan dengan Kebun Raya Bogor sebagai kebun Istana Bogor. Kebun ini dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pada tahun 1758-1765







Taman Sari adalah Taman Istana yang memiliki gaya arsitektur unik karena merupakan perpaduan antara gaya arsitektur Jawa dan Portugis, Sebagai pimpinan proyek pembangunan Taman Sari ditunjuklah Tumenggung Mangundipuro. Seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Bupati Madiun, Tumenggung Prawirosentiko, besrta seluruh rakyatnya. Oleh karena itu daerah Madiun dibebaskan dari pungutan pajak. Di tengah pembangunan pimpinan proyek diambil alih oleh Pangeran Notokusumo, setelah Mangundipuro mengundurkan diri. Walaupun secara resmi sebagai kebun kerajaan, namun bebrapa bangunan yang ada mengindikasikan Taman Sari berfungsi sebagai benteng pertahanan terakhir jika istana diserang oleh musuh. Konon salah seorang arsitek kebun kerajaan ini adalah seorang Portugis yang lebih dikenal dengan Demang Tegis.












Kompleks Taman Sari setidaknya dapat dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah danau buatan yang terletak di sebelah barat. Bagian selanjutnya adalah bangunan yang berada di sebelah selatan danau buatan antara lain Pemandian Umbul Binangun. Bagian ketiga adalah Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati yang terletak di selatan bagian kedua. Bagian terakhir adalah bagian sebelah timur bagian pertama dan kedua dan meluas ke arah timur sampai tenggara kompleks Magangan.



Hal pertama yang mengesankan ketika Anda berkunjung ke Taman Sari adalah gapura unik dengan ukiran-ukiran cantik yang menjadi pintu masuk di Taman Sari. Memasuki dua pintu kedalam Anda akan menemukan dua kolam berair biru. Pada masanya kolam tersebut adalah tempat pemandian para putri dan selir-selir raja. Hiasan-hiasan seperti air mancur yang berbentuk kepala naga dan pot-pot bunga disekelilingnya menambah apik interior di Taman Sari.


Keistimewaan di area taman sari adalah masjid bawah tanah. Untuk menuju masjid bawah tanah, Anda harus melewati jalan yang berupa lorong-lorong panjang dan tangga-tangga. Gaya arsitektur masjid ini tidak seperti masjid-masjid pada umumnya yang berbentuk persegi, melainkan berbentuk lingkaran. Di tengah-tengah masjid ini terdapat sumur yang disebut Sumur Gumilang. Masjid ini dulunya merupakan Surau yang sring dipakai Sultan untuk shalat.


Sumber : https://id.wikipedia.org
               http://www.utiket.com

Sabtu, 27 Juni 2015

Tugu Jogja, Bukan titik Nol kota Jogja

Tugu Jogja / Tugu Putih
tugu jogja
Tugu yang terletak di perempatan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Margo Utomo ini, mempunyai nilai simbolis dan merupakan garis yang bersifat magis menghubungkan laut selatan, kraton Jogja dan Gunung Merapi

Pada awalnya tugu Jogja tidak seperti yang kita lihat saat ini, Tugu itu dulu disebut Tugu Golong-Gilig yang tingginya mencapai 25 meter. Bentuk Tugu Golong-Gilig itu, puncaknya berupa golong (bulatan mirip bola) dan bawahnya berbentuk bulat panjang/silindris atau gilig. Tugu Golong-Gilig tersebut melambangkan satu kesatuan tekad cipta, rasa dan karsa menyatunya raja dengan rakyatnya. Ini menggambarkan bersatunya raja dan rakyatnya dalam perjuangan melawan musuh maupun menyatu dalam membentuk pemerintahan yang bebas/merdeka.dibangun oleh HB I.
Pada 10 Juni 1867 terjadi gempa tektonik di Jogja yang meruntuhkan tugu . Tugu itu kemudian diperbaiki oleh Opzichter van Waterstaat/Kepala Dinas Pekerjaan Umum JWS van Brussel di bawah pengawasan Pepatih Dalem Kanjeng Raden Adipati Danurejo V. Tugu yang baru itu diresmikan oleh Sri Sultan HB VII pada tahun 1889. Oleh pemerintah Belanda, tugu itu disebut De Witte Paal (Tugu Putih). Ketinggian bangunan tugu pun sudah tidak sesuai hanya 15 meter.

Tugu jogja kini menjadi salah satu landmark populer di kota Yogyakarta. Banyak para wisatawan ketika berkunjung di Yogyakarta akan meluangkan waktu untuk melihat monumen bersejarah Tugu Jogja. Banyak orang ketika sore hari atau malam hari yang sengaja mendekati tugu Jogja untuk mengabadikan dirinya dengan latar belakang Tugu Jogja. Meskipun posisi tugu Jogja ini berada di tengah-tengah perempatan yang ramai dengan kendaraan, tapi tak menciutkan nyali untuk bisa mengabadikan gambar. Bisa mengambil gambar tugu dari dekat justru menjadi tantangan sendiri dan salah satu yang menjadi daya tarik pengunjung.



Tugu jogja bukanlah titik nol dari kota jogjakarta.



Sumber : www.kotajogja.com
https://id.wikipedia.org

Sabtu, 20 Juni 2015

Embung Nglanggeran, Gunung KIdul, DIY


Embung Nglanggeran  adalah sebuah tempat wisata baru yang terletak di Gunung Kidul . Tepatnya terletak di  Dusun Nglanggeran Wetan, Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Embung Nglanggeran ini dulunya merupakan sebuah bukit bernama Gunung Gandu. Kemudian dipotong dan dikeruk untuk dijadikan telaga tadah hujan yang bisa mengairi kebun buah yang ada di sekitarnya. Selain berasal dari air tadah hujan, air embung ini juga berasal dari Sumber Sumurup yang terletak di Gunung Nglanggeran. Karena  berasal dari bukit yang dipotong, maka Embung Nglanggeran merupakan telaga yang berada di puncak bukit. Embung  adalah istilah yang biasa digunakan oleh orang Jawa untuk menyebut telaga buatan yang fungsi utamanya adalah sebagai sarana pengairan. Embung Nglanggeran diresmikan oleh Sultan Hamengku Buwono X pada  19 Februari 2013.






Sore hari merupakan waktu yang tepat untuk berkunjung ke embung nglanggeran ini. Karena cuacanya yang sejuk tidak panas seperti siang hari, kita bisa melihat pemandangan perbukitan karst gunung sewu sekitar embung nglanggeran yang indah. Hal yang ditunggu-tunggu oleh pengunjung saat sore hari adalah pemandangan senjanya. Embung mendadak menjadi berbeda, warna langit senja yang terpantul di permukaan air embung nglanggeran berubah warna, yang hiasanya berwarna seperti putih kental, menjadi kuning kemerahan atau tergantung warna langit saat itu. Saat moment ini banyak pengunjung yang mulai berfoto-foto mengabadikan moment senja. Cobalah naiki bukit di sekitar embung kita bisa melihat senja lebih jelas, bisa melihat pemandangan senja embung nglanggeran dari atas.
sebelum dibangun menjadi embung atau waduk dan diresmikan sebagai objek wisata oleh Sultan HB X tanggal 19 Februari 2013 lalu, dulunya tempat ini adalah sebuah bukit yang diberi nama Gunung Gandu. Bukit tersebut lalu dikeruk hingga menjadi waduk tadah hujan agar bisa mengairi kebun buah milik warga sekitar yang luasnya sekitar 20 Ha. Embung ini selain manampung air hujan, juga menampung air dari sumber Sumurup yang letaknya di Gunung Nglanggeran.






revrensi dari :
http://www.catatannobi.com/
http://voi.rri.co.id/