Rokok Kretek adalah warisan budaya, tak ubahnya warisan budaya lain seperti batik. Ramuan tembakau dan cengkeh ini pertama kali
ditemukan oleh warga Kudus, haji Djamhari pada tahun 1980. Sebuah budaya asli Indonesia
Dari pengalaman tersebut, Djamhari mencoba cara
lain lagi yakni dengan cara mencampurkan rempah-rempah itu pada rokok
yang diisapnya. Cengkeh yang ia
rajang halus docampurkannya dengan tembakau yang ia linting menjadi
batang rokok. Berkat rokok campuran cengkeh rajangan itu, H Djamhari
kemudian terbebas dari sesak napasnya.
Sukses percobaannya pun cepat menyebar kemana-mana. Banyaknya
permintaan akan rokok dengan campuran cengkeh memaksa Djamhari membuat
dalam jumlah besar. Sejak masa itulah kemudian industri rokok terlahir.
Dan rokok cengkeh yang saat diisap menimbulkan bunyi kretek-kretek
karena cengkeh yang terbakar, khalayak kemudian menyebut rokok tersebut
sebagai rokok kretek.
pakaian adat perempuan
- Caping Kalo
- Baju kurung beludru
- Jarik/Sinjang Laseman
- Selendang Tohwatu
- Selop kelompen
- Aksesoris kepala dan leher yaitu sanggul besar dengan cunduk mentul berjumlah lima atau tiga buah, Suweng beras kecer atau suweng babon angkrem, kalung (sangsang) robyong berjuntai lima (5) atau berjuntai sembilan (9), menghiasi leher sampai dengan dadanya, kancing peniti dari keping mata uang: ece, ukon, rupih atau ringgit, gelang lungwi, cincin Sigar Penjalin
pakaian adat pria
- Blangkon gaya Surakarta
- Beskap Kudusan
- Jarik Laseman
- Selop alas kaki
- Ikat pinggang atau Timang
- Keris motif Gayaman atau ladrangan
sumber : www.kuduskab.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar