Candi
Penataran terletak di desa Penataran, kecamatan Nglegok, kabupaten
Blitar, Jawa Timur, Indonesia. Lokasinya yang terletak di lereng barat daya kaki gunung
Kelud, di
sebelah utara Blitar, menjadikan area Candi Penataran berhawa sejuk. Candi Penataran
adalah kompleks percandian terbesar dan paling terawat di provinsi Jawa
Timur, Indonesia.
Koordinat GPS : 8° 00’59.06″ S 112° 12’34.90″ E
Sebelum
memasuki halaman I pengunjung melewati gerbang masuk yang dihias
sepasang arca dan raksasa penjaga pintu (Dwarapala) yang di kalangan
masyarakat Blitar di kenal dengan sebutan “Mbah Ghodo” dengan sikap
mengancam dan berpahatkan angkat tahun 1242 Saka (1330 M). Di halaman I
terdapat dua batur bangunan sejenis pendopo yang dindingnya berhias dan
sebuah batur bangunan kecil. Bagian atas ketiganya itu sudah tiada lagi.
Adanya umpak-umpak batu memberi petunjuk bahwa bangunan di atasnya
dahulu bertiang kayu dan beratap dengan bahan mudah lapuk. Disamping itu
terdapat candi yang relatif masih utuh, bentuknya khas gaya candi-candi
Jawa Timur dengan atapnya yang berundak menjulang tinggi. Angka tahun
1291 Saka (1269 M), yang terpahat nyata di atas pintu menyebabkan candi
ini disebut Candi Angka Tahun. Di halaman I ini juga terdapat sepasang
candi kecil.
.JPG)
.JPG)
Pada halaman II kita jumpai lagi sepasang dwarapala
yang berukuran lebih kecil. Pada halaman II ini ada dua batur bangunan
berbentuk empat persegi panjang dan satu candi yang disebut Candi Naga.
Candi ini telah dipugar tahun 1917-1918 dalam keadaan tidak beratap
lagi, rupanya juga terbuat dari bahan yang mudah lapuk. Yang istimewa
ialah hiasan naga yang melingkari tubuh candi disangga oleh sembilan
tokoh Dewata.
.JPG)
Naga ini sangat mungkin perwujudan Sang Hyang Basuki yang
mengikat gunung Mandara (giri) mangaduk lautan susu dalam usaha para
Dewa untuk mencari tirta amarta (air kehidupan abadi) dalam mitos
Samudra-manthana. Karena menonjolnya tokoh naga itulah mengapa candi itu
disebut Candi Naga.
Di halaman III terdapat candi induk atau
candi utama diantara semua candi yang terdapat di kompleks itu. Keadaan
sekarang tinggal bagian kaki saja, namun masih cukup rapi dan anggun
berkat pemugaran tahun 1917-1918.
.JPG)
Badannya yang masih menanti
unsur-unsur kelengkapannya kini tertimbun di bawah dalam bentuk susunan
percobaan. Kaki candi ini menyerupai punden berundak teridir atas tiga
teras yang dihubungkan oleh tangga. Pada alas arca penjaga terdapat
angka tahun 1239 Saka (1317 M). Candi induk ini kaya sekali akan hiasan
berupa arca, relief, miniatur candi, lengkung-lengkung tepian tangga,
hiasan sudut dan lain-lain. Reliefnya sendiri bermacam-macam, ada yang
rangkaian cerita, panil-panil atau ragam penghias bidang.
.JPG)
Ragam hias
yang penting di sana adalah tumpal, binatang, sulur-sulur, medalion,
garuda dan lain-lain. Relief manusia dan hewan umumnya tampak samping
seperti wayang kulit, gaya seperti itu juga ciri khas periode Jawa
Timur. Bagian ini memang asyik untuk dilihat, diresapi dan dihayati
sebab semua hiasan ini ternyata kecuali indah juga mengandung makna
simbolis-filosofis yang menunjang suasana dan makna candi ini seutuhnya
sebagai suatu bangunan suci. Dari halaman III melalui jalan setapak kita
dapat turun ke kolam dengan airnya yang jernih, yang pada dindingnya
dipahatkan relief.
Candi Angka Tahun
Candi Angka Tahun berangka tahun 1291 Saka atau 1369 Masehi. Masyarakat
Jawa Timur lebih mengenalnya dengan Candi Brawijaya yang merupakan
maskot Candi Penataran dan juga digunakan sebagai lambang kodam V
Brawijaya. Terkadang ada juga yang menyebutnya Candi Ganesha karena
didalam bilik candinya terdapat sebuah arca Ganesha. Lokasi candi berada
di sebelah tenggara bangunan pendopo teras dalam jarak sekitar 20
meter. Pintu masuk candi terletak di bagian barat, pipi tangganya
berakhir pada bentuk ukel besar dengan hiasan tumpal yang berupa
bunga-bungaan dalam susunan segitiga sama kaki. Bagian dalam relung
candi terdapat sebuah arca Ganesha dari batu dalam posisi duduk di atas
padmasana. Pada bagian atas bilik candi pada batu penutup sungkup
terdapat relief “Surya Majapahit” yakni lingkaran yang dikelilingi oleh
pancaran sinar yang berupa garis-garis lurus dalam susunan beberapa buah
segitiga sama kaki. Relief Surya Majapahit juga ditemukan di beberapa
candi yang lain di Jawa Timur ini dalam variasi yang sedikit berbeda
sebagai tanda cap kerajaan.
Candi Angka Tahun seperti umumnya bangunan-bangunan candi lain, terdiri
dari bagian-bagian yang disebut kaki candi yaitu bagian candi yang
bawah, kemudian tubuh candi, terdapat bilik atau kamar candi
(gerbagerha) dan kemudian mahkota bangunan yang berbentuk kubus. Pada
bagian mahkota terdapat hiasan yang meriah dan pada masing-masing
dinding tubuh candi terdapat relung-relung atau ceruk yang berupa pintu
semu yang di bagian atasnya terdapat kepala makhluk yang bentuknya
menakutkan. Kepala makhluk seperti ini disebut kepala kala yang di Jawa
Timur sering disebut Banaspati yang berarti raja hutan atau juga bisa
disebut singa atau harimau. Penempatan kepala kala di atas relung candi
dimaksudkan untuk menakut-nakuti roh jahat agar tidak berani masuk
komplek percandian. Sementara itu pada sekeliling bangunan ini terdapat
sisa-sisa tembok bata yang tinggal bagian dasarnya dengan pintu masuk
di sisi barat laut. Bangunan-bangunan di halaman pertama ini seluruhnya
terbuat dari batu andesit. Kecuali dua buah pondasi dari bata berdenah
persegi panjang, terletak di sebelah timur laut candi angka tahun ini.
Di sebelah kiri candi angka tahun terdapat arca wanita Rajapatni.
.JPG)
.JPG)
.JPG)