Sabtu, 07 Desember 2013

candi kalasan, sleman, DIY












  • Candi Kalasan terletak di Desa  Kalibening, Tirtamani, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya sekitar 16 km ke arah timur dari kota Yogyakarta. Dalam Prasasti Kalasan dikatakan bahwa candi ini disebut juga Candi Kalibening, sesuai dengan nama desa tempat candi tersebut berada. Tidak jauh dari Candi Kalasan terdapat sebuah candi yang bernama  Candi Sari. Kedua candi tersebut memiliki kemiripan dalam keindahan bangunan serta kehalusan pahatannya
  • Bangunan candi diperkirakan berada pada  ketinggian sekitar duapuluh meter diatas permukaan tanah, sehingga tinggi keseluruhan bangunan candi mencapai  34 m.  Pintu masuk ke ruang utama di tengah candi terletak dalam bilik tertutup yang menjorok ke depan.
  • Candi Kalasan menghadap ke timur, namun pintu masuk ke kompleks candi saat ini terletak di sisi barat. Sisi timur berbatasan dengan jalan kecil dan tanah penduduk setempat, sehingga pintu gerbangnya tidak di buka. Di halaman candi terdapat onggokan batu dan potongan arca yang belum berhasil dikembalikan ke bentuk dan tempatnya semula.
  • Vajralepa (Bajralepa) merupakan bahan pelapis bangunan yang konon dibuat dari campuran putih telur dan  getah beberapa tanaman tertentu. Bahan  ini  digunakan  untuk memperindah dinding dengan  warna putih kekuninga sekaligus untuk melindungi dinding dari kerusakan. Digunakannya Vajralepa dalam pembuatan Candi Kalasan dan Candi Sari menunjukkan bahwa  pengetahuan masyarakat di bidang arsitektur bangunan pada masa  itu sudah sangat tinggi.
  • Di halaman candi masih tergeletak penggalan kepala arca raksasa yang belum dikembalikan ke tempat asalnya.
  • Sampai saat ini Candi Kalasan masih digunakan sebagai tempat pemujaan bagi penganut ajaran Syiwa, terutama para pemuja Dewi Tara. Dalam gambar tampak sesaji untuk Dewi Tara yang dipersembahkan oleh pemujanya yang menginginkan kenaikan status sosial.
  • Tepat di depan kaki tangga dipasang lempengan batu yang tipis dan halus dengan bentuk berlekuk-lekuk
  • Dinding di sekeliling kaki candi dihiasi dengan pahatan bermotif  daun kalpataru yang keluar dari sebuah pot bunga (kumuda).
  • Di pangkal tangga terdapat sepasang patung kepala naga yang menganga dengan seekor singa di dalam mulutnya. Hiasan semacam ini umum didapati di candi-candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
  • Candi Kalasan berdiri diatas alas berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 45×45 m yang membentuk  selasar di sekeliling candi. Di sekeliling kaki candi terdapat emperan yang terbuat dari batu. Kaki Candi Kalasan hanya setinggi sekitar 1 m.
  • Candi Kalasan memiliki 4 buah pintu yang terletak di keempat sisi,  namun hanya pintu di sisi timur dan barat yang mempunyai  tangga untuk mencapai pintu dan hanya pintu di sisi timur yang merupakan pintu masuk ke ruang utama di tengah candi. Dilihat dari letak pintu utamanya tersebut dapat dikatakan bahwa Candi Kalasan menghadap ke timur. Diatas semua pintu dan cekungan selalu dihiasi dengan pahatan Kalamakara yang sangat rumit dan indah.
  • Tepat di atas ambang pintu, di bawah pahatan Kalamakara, terdapat hiasan kecil berupa wanita bersila memegang benda di kedua belah tangannya.  Relung-relung di sisi kiri dan kanan atas pintu candi dihiasi dengan sosok  dewa  dalam  posisi  berdiri  memegang  bunga  teratai. 
  • Di sepanjang tepi atas dinding tubuh candi, berbatasan dengan atap, terdapat hiasan sederetan orang kerdil dalam berbagai bentuk dan gaya.
  • Relung-relung di tingkat pertama atap candi yang berisi  arca Budha Manusi Budha. Relung di tingkat ke dua berisi arca Dhayani Budha.
  • Puncak candi sesungguhnya  berbentuk stupa, tetapi sampai saat ini belum berhasil direkonstruksi kembali karena banyak batu asli yang tidak di temukan. Bila dilihat dari dalam, puncak atap terlihat seperti rongga dari susunan lingkaran dari batu yang semakin ke atas semakin menyempit.
    (http://wisatacandi.wordpress.com)


















Tidak ada komentar: